Faktanya, Indonesia Keluar dari Resesi

Oleh: Dr. Harris Turino - Politisi PDI Perjuangan, Doctor in Strategic Management.
Sabtu, 07 Agustus 2021 06:00 WIB Jurnalis - Elva Nurrul Prastiwi

Jakarta, Gesuri.id - Biro Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal kedua tahun 2021 tumbuh 7,07% (yoy). Banyak pihak yang kebakaran jenggot atas laporan BPS ini bahkan ada yang menuduh bahwa BPS melakukan manipulasi data.

Di tengah wabah covid di Indonesia yang saat ini masih belum bisa sepenuhnya terkendali, banyak orang yang menyangsikan data yang dirilis oleh BPS. Apa yang salah dengan data BPS? Tulisan ini akan mencoba mengupaskan berdasarkan data, bukan asumsi dan persepsi semata.

Baca:Koreksi Fadli Zon Terhadap Baliho Puan Maharani, Salah!

Pertama, yang dilaporkan BPS adalah data pertumbuhan ekonomi (GDP) Indonesia kuartal kedua, yang artinya periode bulan April sampai Juni 2021 yang dibandingkan dengan data kuartal kedua tahun 2020.

Data pandemi covid di Indonesia menunjukkan bahwa pada periode waktu tersebut (April-Juni 2021), pemerintah praktis mampu mengendalikan jumlah angka positif harian di kisaran 5.000 kasus per hari, setelah mencapai puncak sebelumnya di bulan Januari dan Februari akibat liburan nataru (Natal dan Tahun Baru) serta tahun baru Imlek.

Baca juga :