'Jihad' Djarot Melawan Pemiskinan & Korupsi Akut di Sumut

2 periode kepemimpinan di Sumatera Utara sebelumnya menghadirkan pemimpin korup, saatnya memangkas isu negatif itu dengan memilih Djarot
Senin, 25 Juni 2018 23:50 WIB Jurnalis - Nurfahmi Budi Prasetyo

SEMUA calon dalam pemilihan kepala daerah menawarkan perubahan dan perbaikan di daerah yang akan dipimpinnya. Kenyataannya setelah pilkada selesai tidak sedikit timbul kekecewaan, utamanya saat janji-janji kampanye tidak kunjung dipenuhi atau malah diingkari dan diabaikan dengan alasan yang tidak jelas.

Nanti, ketika pilkada akan dimulai kembali, tiba-tiba calon yang ingkar tadi muncul lagi dengan tawaran yang berbeda, padahal janji sebelumnya tidak pernah dilaksanakan.

Begitulah pilkada dalam opini masyarakat, karena itu pemimpin yang tampil dan berhasil membuktikan janjinya akan mendapat sanjungan dan apresiasi dari masyarakat, dan biasanya pemimpin daerah yang berhasil akan dipilih kembali oleh masyarakat. Malah tidak sedikit pemimpin yang berhasil sulit mendapat lawan pada pilkada selanjutnya.

Djarot Saiful Hidayat satu diantara segelintir pemimpin daerah yang berhasil, berasal dari kalangan akademis, Djarot melejit sebagai pemimpin yang dirindukan masyarakat Blitar.

Dua periode di Blitar dilalui dengan segudang prestasi, diantaranya perbaikan sistem pemerintahan melalui perbaikan pola rekruitmen pejabat struktural yang lebih terbuka dan transparan, dengan cara ini angka pemborosan dan korupsi berhasil ditekan dan dihilangkan, efeknya pemasukan dana untuk pemerintah daerah meningkat berlipat-lipat, sesuatu yang belum pernah terjadi pada pemerintahan sebelumnya.

Baca juga :