Jakarta, Geuri.id - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan normalisasi dan pelebaran Sungai Padolo dan Melayu yang melewati Kota Bima dan Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam rangka mencegah terulangnya banjir besar.
Penghijauan memang harus, tetapi dampaknya baru akan terasa 15-20 tahun yang akan datang. Kami ingin dalam waktu dekat tidak terjadi lagi banjir, ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (19/1).
Baca:Normalisasi, Gembong: Komunikasi Pemprov dengan Pusat Mandek
Menteri PUPR menjelaskan bahwa perubahan iklim menjadi tantangan dalam pengelolaan sumber daya alam di Indonesia. Pergeseran dan perubahan masa musim hujan dan kemarau, perubahan temperatur, cuaca, serta pola hujan cenderung durasinya lebih pendek, namun dengan intensitas yang tinggi sehingga kerap mengakibatkan banjir.
Normalisasi sungai dilakukan untuk peningkatan kondisi sungai dan pengendalian daya rusaknya antara lain melalui perkuatan tebing sungai, perbaikan, dan pemasangan bronjong.