Sudirta: Semangat 10 November Adalah Pengejawantahan dari 'Jas Merah' Bung Karno

Kedaulatan de jure Indonesia segera diuji oleh kekuatan asing (Sekutu dan NICA) melalui ultimatum .
Selasa, 11 November 2025 22:00 WIB Jurnalis - Effatha Gloria V.G. Tamburian

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Dr. I Wayan Sudirta, SH., MH. mengatakan Hari Pahlawan berakar kuat pada Pertempuran Surabaya 10 November 1945, yang merupakan episentrum pembuktian de facto atas kedaulatan yang baru diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Kedaulatan de jure Indonesia segera diuji oleh kekuatan asing (Sekutu dan NICA) melalui ultimatum yang menuntut penyerahan kedaulatan rakyat dan pelucutan senjata.

Penolakan heroik rakyat Surabaya terhadap tuntutan ini menjadi manifestasi tertinggi dari Bela Negara dan perwujudan nyata cita-cita luhur Pembukaan UUD NRI 1945 untuk melindungi segenap tumpah darah Indonesia, sekaligus mendelegitimasi upaya asing untuk mengembalikan penjajahan.

Peristiwa ini sejalan dengan pemikiran Soekarno mengenai semangat perjuangan; ia memandang pahlawan adalah mereka yang berjuang melawan kehinaan dan menekankan bahwa kemerdekaan adalah Jembatan Emas menuju pembangunan yang harus dipertahankan.

Semangat 10 November adalah pengejawantahan dari seruannya Jas Merah (Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah) dan menjadi pengingat bahwa komitmen abadi kita adalah menjaga cita-cita konstitusi.

Baca juga :