Ikuti Kami

Arteria: Alergi Pancasila Berarti Matikan Jiwa Demokrasi

Penting bagi seluruh masyarakat Indonesia dimana pun berada untuk membumikan Pancasila dengan selimut Revolusi Mental.

Arteria: Alergi Pancasila Berarti Matikan Jiwa Demokrasi
Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan

Jakarta, Gesuri.id - Memperingati Hari Lahir Pancasila yang ke 73 tahun, Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan mengingatkan bahwa pentingnya bagi seluruh masyarakat Indonesia dimana pun berada untuk membumikan Pancasila dengan selimut Revolusi Mental.

"Penting bagi kita semua untuk serius dan fokus untuk membumikan Pancasila. Tidak hanya sebagai dasar negara, tapi juga sebagai jati diri bangsa dan perekat kebhinekaan. Pancasila itu sebagai pemersatu keberagaman yang majemuk untuk Indonesia. Pancasila harus senantiasa ada dalam jiwa, menjadi pengarah (leitstar) menuju Indonesia raya yag semerdeka-dekanya," jelas politisi Banteng ke Gesuri.id di Jakarta, Sabtu (2/6).

Baca: Arteria Dahlan: Boleh Kritik Pemerintah, Asal Tujuannya Baik

Menurutnya, sudah saatnya masyarakat kembali ke khittah. Yakin bahwa Pancasila merupakan kebutuhan bangsa, yang mampu menyelesaikan seluruh permasalahan kebangsaan.

"Oleh karena itu, kita jangan alergi membicarakan Pancasila. Jangan berprasangka bahwa Pancasila itu instrumen elektoral dan atau politik identitas, karena sejatinya Pancasila itu leitstar," ujarnya.

Lebih lanjut, Arteria menuturkan, Hari Lahir Pancasila 1 Juni, merupakan momentum yang tepat untuk mengokohkan tekad kebangsaan, untuk meneguhkan Pancasila sebagai dasar bernegara, sebagai philisophie groonslag, sebagai dasar pijakan berbangsa.

Selain itu, Arteria juga mengajak masyarakat untuk melawan lupa, pasalnya ia menilai saat ini banyak musibah kenegaraan yang terjadi, seperti halnya tumbuh suburnya intoleransi dan paham radikalisme, permisifitas akan tindakan kekerasan, ujaran kebencian, SARA, disintegrasi, liberalisasi politik dan demokrasi, serta kesenjangan sosial. 

Baca: Arteria: Semoga Angin Segar Berimbas pada Honorer

Tentu itu dapat membunuh jiwa dan semagat demokrasi pancasila dan ketidakadilan serta ketimpangan sosial.

"Sejujurnya, masalah itu terjadi karena kita sudah meninggalkan nilai-nilai Pancasila. Kita selama lebih dari 20 tahun terakhir ini terkesan alergi, enggan untuk menghadirkan Pancasila dalam setiap gerak nafas giat kebangsaan, dengan beragam motif dan alasannya." tuturnya.

Quote