Ikuti Kami

Bangun Sektor Kelautan Bengkulu, Rokhmin Paparkan Tiga Hal 

Bengkulu merupakan salah satu provinsi yang memiliki wilayah pesisir dan laut cukup potensial.

Bangun Sektor Kelautan Bengkulu, Rokhmin Paparkan Tiga Hal 
Pakar Perikanan dan Kelautan Rokhmin Dahuri.

Bengkulu, Gesuri.id -  Pakar Perikanan dan Kelautan Rokhmin Dahuri memaparkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan di wilayah pesisir dan laut Provinsi Bengkulu. Hal-hal tersebut adalah pengembangan sektor perikanan, sektor pariwisata bahari serta konsep pengembangan daerah tepian.

Baca: Rokhmin: 75 Persen Kebutuhan IPTEK Masih Impor

Seperti diketahui, Provinsi Bengkulu merupakan salah satu provinsi yang memiliki wilayah pesisir dan laut cukup potensial. Rokhmin mengungkapkan, Bengkulu memiliki wilayah pesisir yang terentang dari Kabupaten Kaur hingga Kabupaten Mukomuko dengan panjang kurang lebih 500 Kilometer.

"Penguatan dan pengembangan teknologi penanganan (handling) dan transportasi hasil perikanan, peningkatan kualitas dan daya saing industri pengolahan hasil perikanan tradisional dan peningkatan kualitas dan daya saing industri pengolahan hasil perikanan modern, merupakan tiga poin penting untuk pengembangan sektor perikanan." ujar Rokhmin Dahuri dalam seminar di Gedung Serbaguna, Pemprov Bengkulu, Rabu (16/10). 

Selain ketiga poin tadi, Rokhmin juga menambahkan masukan lain dalam hal pembangunan sektor perikanan khususnya di Bengkulu.

"Peningkatan utilisasi perusahaan pengolahan ikan menjadi 90% dari kondisi saat ini 50-60%,  pengembangan produk-produk olahan perikanan baru (product development), penyempurnaan packaging dan distribusi produk, penjaminan kontinuitas suplai bahan baku  pemerintah harus memastikan, bahwa setiap unit industri pengolahan hasil perikanan memiliki mitra produsen serta standardisasi dan sertifikasi." terang Rokhmin, yang juga Ketua Bidang Kelautan, Perikanan dan Nelayan DPP PDI Perjuangan ini. 

Sementara terkait pengembangan pariwisata bahari, Rokhmin membaginya ke dalam 5 poin penting yakni, revitalisasi, pengembangan produk, pembangunan baru infrastruktur, promosi dan kapasitas kerja ASN.

"Revitalisasi semua objek dan destinasi wisata yang ada saat ini. Supaya daya tarik, daya saing, dan sustainabilitynya meningkat. Kembangkan produk, obyek, dan destinasi wisata baru (product development) yang lebih menarik, berdaya saing, efisien, dan sustainable. Contohnya tenda Mesjid Nabawi, Madinah di pantai Kota Pariaman." urai Rokhmin.

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB ini juga menjelaskan pentingnya pembangunan baru infrastruktur, fasilitas, dan amenitas pariwisata, promosi dan pemasaran serta capacity building ASN dan masyarakat untuk lebih ramah terhadap wisatawan, pengunjung, dan tamu.

Baca: Bangun Industri di Sektor Kelautan Perlu Investasi Asing

Sedangkan untuk konsep pengembangan daerah tepian air baik itu tepi pantai, sungai ataupun danau, Rokhmin menyebutnya sebagai “waterfront”.

"Ini adalah daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan Waterfront City/Development juga dapat diartikan suatu proses dari hasil pembangunan yang memiliki kontak visual dan fisik dengan air dan bagian dari upaya pengembangan wilayah perkotaan yang secara fisik alamnya berada dekat dengan air,” pungkas Rokhmin.

Quote