Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menyebut pembuatan film mengenai kisah hidup Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Ratna Sarumpaet sebagai 'pencipta hoaks terbaik di Indonesia' bukanlah suatu ide yang buruk.
Baca: Tim Prabowo Politisir Kasus Ratna Sarumpaet
Hendrawan melihat masyarakat nantinya bisa lebih mengandalkan akal sehatnya saat mengolah informasi yang kebenarannya masih simpang siur.
"(Difilmkan) ide yang baik, tetapi harus diframe sebagai proses atau episode kolektif membangun kebangkitan akal sehat dan nurani," kata Hendrawan, Jumat (5/10).
Menurutnya, peristiwa penyebaran berita bohong itu selain telah melanggar deklarasi kampanye damai menuju Pemilu 2019 mendatang, juga berbahaya bagi kehidupan politik ke depannya.
"Dari kronologi yang terjadi, terlihat ada skenario untuk membangkitkan politik atas dasar fitnah dan kebencian. Sungguh berbahaya," imbuh dia.
Hendrawan mengakui sempat tak mempercayai bila Ratna Sarumpaet akan bertindak seperti itu di dalam kehidupan nyata. Ia berharap dari kejadian itu dapat menjadi pelajaran berharga bagi seluruh politikus di tanah air.
"Kita semua terhenyak, bagaimana seseorang yang pada awalnya dikenal sebagai pekerja seni, dalam habitat lain bisa berubah nurani. Ini pelajaran berharga untuk pendewasaan nurani," pungkasnya.
Baca: 'Hoax' Ratna Sarumpaet, Kejahatan Demokrasi Luar Biasa
Upaya untuk terus mengingat skandal politik ini juga sebelumnya telah diusulkan oleh beberapa pihak. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, TKN Jokowi-Ma'ruf, sampai Cawapres Sandiaga Uno, setuju menjadikan tanggal 3 Oktober, hari terbongkarnya kebohongan Ratna Sarumpaet, sebagai Hari Anti Hoaks Nasional.
Tujuannya adalah mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak mudah terhasut, menyebarkan, apalagi menciptakan hoaks.
