Ikuti Kami

Hendrawan: Politik Harus Gunakan Bahasa yang Santun

Politik itu harus menggunakan bahasa yang teduh dan tidak menggunakan narasi yang memperkeruh.

Hendrawan: Politik Harus Gunakan Bahasa yang Santun
Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno.

Jakarta, Gesuri.id - PDI Perjuangan menyayangkan penggunaan istilah 'Cebong-Kampret' dalam panggung politik Indonesia. Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mengatakan, seharusnya politik itu menggunakan bahasa yang teduh dan tidak menggunakan narasi yang memperkeruh.

Baca: Tanggapi Cuitan Fadli, Hendrawan: Jangan Diladeni

"Saya kira itu kearifan Aa Gym ya, kerana dalam diskursus publik, wacana publik seyogyanya kita menggunakan bahasa yang teduh, bahasa yang santun, bahasa yang penuh dengan nuansa kesetiakawanan persaudaraan. Memang politik kita adalah politik gotong royong, politik persaudaraan, jadi sangat tidak diperlukan penggunaan diksi, penggunaan narasai, penggunaan ilustrasi yang memperkeruh keadaan," ujar Hendrawan, Minggu (8/7) malam.

Menurutnya, ulama-ulama lain harus menyerukan hal sama seperti yang dikatakan Aa Gym, yakni menyetop istilah 'Cebong-Kampret'. Peran tokoh ulama dan masyarakat dirasa perlu untuk menyejukan bangsa.

"Di tengah kontestasi demokrasi yang kadang panas, kebabalasan, maka pernyataan kearifan seperti yang disampaikan Aa Gym sangat kita butuhkan," kata Hendrawan.

Dia kemudian mencontohkan apa yang sudah disampaikan oleh Gubernur NTB TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB). Di lingkungan Masjid Istiqlal, Jakarta, TGB juga meminta masyarakat saling menghargai tanpa penggunaan istilah yang memecah belah.

Baca: Poros Ketiga? Hendrawan: Penting Komunikasi Intensif Koalisi

"Kan sebelumnya TGB meminta kita tidak menggunakan istilah-istilah, jadi tokoh yang menyampaikan pandangan seperti itu menyejukan, jangan sampai kita tidak sadar, kita menggunakan istilah berlebihan sehingga menciptakan ketegangan," terang Hendrawan.

"Kita butuh pengendalian diri. Nah tokoh masyarakat dibutuhkan dalam proses penyadaran ini bahwa kebebasan yang kita miliki bukan untuk menyakiti, tapi kebebasan untuk bersama membangun optimisme dan kebersamaan," sambungnya.

Quote