Jambi, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR, Fraksi PDI Perjuangan, Dapil Jambi Ihsan Yunus angkat bicara terkait persoalan yang menerpa industri komoditi kelapa sawit di Indonesia.
“Banyak kampanye hitam menerpa komoditi sawit Indonesia. Saya melihat ini bisa saja didengungkan negara lain yang jadi kompetitor kita di pasar internasional.” Kata Ihsan di Jambi, Senin (10/9).
Baca: Rudianto: Investasi Pabrik Pengolahan Sawit Perlu Ditambah
Pemerintah kata Ihsan harus memastikan industri sawit patuh terhadap hukum mulai dari hulu ke hilir, aspek lingkungan, perpajakan, tenaga kerja dan sebagainya agar tidak ada lagi berita miring terhadap industri sawit nasional.
Selain itu sambung Ihsan sebagai salah satu primadona ekspor, industri juga harus bebenah meningkatkan standar industri kelapa sawit agar semakin diakui pasar internasional.
Ihsan juga menggarisbawahi upaya-upaya yang sudah dilakukan sekaligus dicapainya dalam memastikan komoditi sawit dapat tetap menjadi sumber perekonomian Provinsi Jambi.
Provinsi Jambi sendiri merupakan daerah yang cukup bergantung pada komoditi kelapa sawit dalam menopang perekonomiannya.
Data menunjukkan ekonomi Jambi tumbuh lebih dari 4% pada triwulan-II 2018 apabila dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut didominasi industri makanan berbasis kelapa sawit serta industri karet. Tren sendiri menunjukkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Jambi yang berangsur naik, sedikit demi sedikit.
Baca: DPRD Basel Dorong Percepatan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, harga sawit pada September 2018 naik menjadi Rp 1.496 per kilogram dibandingkan Rp 1.473 di bulan sebelumnya.
Komoditi kelapa sawit merupakan salah satu komoditi yang memberikan sumbangan signifikan bagi perekonomian nasional. Industri kelapa sawit terbukti menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi salah satu sektor penghasil devisa terbesar dari kegiatan ekspor.
