Ikuti Kami

Kekuasaan Dilucuti Soeharto, Bung Karno Kelaparan di Istana

Pasca terbitnya Supersemar 1966, kekuasaan Bung Karno perlahan tapi pasti dilucuti.

Kekuasaan Dilucuti Soeharto, Bung Karno Kelaparan di Istana
Ilustrasi. Bung Karno.

Jakarta, Gesuri.id - Presiden pertama Republik Indonesia (RI) sekaligus Proklamator RI Bung Karno pernah mengalami masa-masa menyedihkan di penghujung kepemimpinannya.

Kala itu, pasca terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret 1966, kekuasaan Bung Karno perlahan tapi pasti dilucuti oleh Orde Baru pimpinan Soeharto. 

Baca: Sukarno Memesona di Kongres AS Gedung Putih 

Salah satu hal menyedihkan yang pernah dialami Bung Karno adalah kelaparan di Istana Merdeka. Sampai-sampai, ketika Putra Sang Fajar hanya meminta sarapan nasi pakai kecap ditolak oleh pelayan Istana.

Kisah getir dalam hidup Bung Karno ini tertulis dalam sebuah buku berjudul "Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno" terbitan Penerbit Buku Kompas 2014. Buku ini ditulis oleh Asvi Warman Adam, Bonnie Triyana, Hendri F. Isnaeni dan M.F. Mukti. 

Dalam buku itu, dikisahkan pada suatu pagi di Istana Merdeka, Bung Karno minta sarapan roti bakar seperti biasanya.

Permintaan itu langsung dijawab oleh pelayan.

“Tidak ada roti.” kata pelayan. 

Bung Karno pun menjawab.

“Kalau tidak ada roti, saya minta pisang."

Pelayan itu pun kembali menjawab.

“Itu pun tidak ada.” 

Dan karena sudah terlalu lapar, Bung Karno pun meminta.

“Nasi dengan kecap saja saya mau.”

Pelayan itu pun kembali menjawab.

 “Nasinya tidak ada.” 

Walhasil, Bung Karno pun berangkat ke Bogor untuk mendapatkan sarapan di sana.

Bisa dibayangkan, betapa menyedihkannya kehidupan Bung Karno ketika itu. Untuk sekedar sarapan pagi, dia harus pergi ke luar kota. 

Namun, betapapun menyedihkan kehidupan Bung Karno karena kezaliman yang dilakukan Soeharto terhadapnya, Maulwi Saelan yang merupakan mantan ajudan Bung Karno mengatakan Sang Penggali Pancasila itu tidak ingin melawan kesewenang-wenangan terhadap dirinya.

“Biarlah aku yang hancur asal bangsaku tetap bersatu,” kata Bung Karno.

Baca: Inilah 7 Fakta Masa Kanak-kanak Megawati Soekarnoputri

Setelah menjemput dan mengantar Soeharto berbicara empat mata dengan Bung Karno di Istana, Maulwi pun  mendengar langsung satu kalimat dari Bung Karno.

”Saelan, biarlah nanti sejarah yang mencatat, Soekarno apa Soeharto yang benar.” ujar Bung Karno pada Maulwi. 

Nasib Maulwi pun tak lebih baik dari Bung Karno. Ketika kekuasaan beralih kepada rezim Soeharto, Maulwi Saelan ditangkap dan ditahan dari satu penjara ke penjara lain selama bertahun-tahun tanpa proses pengadilan. 

Hingga akhirnya pada suatu hari di tahun 1972, dia diperintah untuk keluar dari sel. Maulwi pun dibebaskan. Namun dia harus mencari surat keterangan dari Polisi Militer agar tidak distigma sebagai PKI.

Quote