Ikuti Kami

Lima Dimensi Tersurat dan Tersirat dari Pemikiran Bung Karno

Dimensi pertama, Bung Karno sebagai pejuang-pemikir dan pemikir-pejuang.

Lima Dimensi Tersurat dan Tersirat dari Pemikiran Bung Karno
Ahmad Basarah dalam acara "Megawati Soekarnoputri Berbicara Sejarah: Tentang yang Tersurat dan Tersirat dari Pemikiran Bung Karno" di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (17/11).  (Foto: gesuri.id/Imanudin)

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah, menyebut lima dimensi yang dimiliki oleh sosok Bung Karno. Kelimanya mencerminkan karakteristik presiden pertama RI tersebut mulai dari pejuang-pemikir bagi bangsanya, hingga tokoh yang dikenal dunia.

Baca: PDI Perjuangan Berideologi Pancasila, PKI Sudah Dikubur

Hal itu diungkapkan Basarah dalam acara "Megawati Soekarnoputri Berbicara Sejarah: Tentang yang Tersurat dan Tersirat dari Pemikiran Bung Karno" di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (17/11). 

Basarah menyebutkan, dimensi pertama, Bung Karno sebagai pejuang-pemikir dan pemikir-pejuang.

"Bung Karno tidak hanya melibatkan diri dalam perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan kolonial Belanda. Tetapi ia juga memikirkan konsepsi-konsepsi awal yang bisa dipakai untuk menggalang kekuatan rakyat dan merebut kemerdekaan," sebutnya.

Dimensi itu mulai terlihat ketika Bung Karno mendirikan Partai Nasional Indonesia yang berasaskan marhaenisme. Dari situ terlihat pemikiran Bung Karno diperjuangkan melalui sebuah partai nasionalis.

"Ketika tahun 1927 Bung Karno mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia yang setahun kemudian menjadi Partai Nasional Indonesia, Ia menyiapkan konsepsi-konsepsi untuk melawan kolonial pada waktu itu dengan marhaenisme sebagai asas," jelas Basarh.

Dimensi kedua adalah sebagai ideolog dan pemikir besar. Basarah menyebut Filsuf Bertrand Russell pernah menjuluki Bung Karno "the great thinker from the east". 

"Saya kira julukan itu tidak berlebihan, karena saya mencatat dari tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang pernah mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa sampai 26 jumlah dari perguruan tinggi dalam dan luar negri, itu baru Dr. Ir. Soekarno," ucap Wakil Sekjen PDI Perjuangan itu.

Dimensi ketiga adalah sebagai Proklamator Bangsa. Sementara dimensi keempat adalah sebagai Presiden Republik Indonesia Pertama. 

Dimensi kelima, Basarah menyebut, adalah sebagai Tokoh Dunia. Sosok Bung Karno dikenal di dunia, terutama karena mendirikan gerakan Non-Blok dan berhasil menggelar Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955. Menurut Basarah, Bung Karno saat itu menjadi inspirasi bagi negara-negara koloni untuk memerdekaan diri dari para kolonial.

Baca: Hasto Dorong Semangat Kader untuk Kerja Keras & Kompak

"Sebagai tokoh dunia yang telah berhasil menggalang Konferensi Asia Afrika. Kemudian Konferensi Asia-Afrika ini menjadi inspirasi bangsa-bangsa di dunia untuk merebut kemerdekaannya dari tangan kolonialisme di negaranya masing-masing," kata Basarah.

"Bangsa-bangsa dunia menghormati jasa-jasa Soekarno yang telah menjadi inspirasi bagi kemerdekaan bangsa Asia-Afrika," ujarnya.

Quote