Ikuti Kami

Muhammadiyah Isi Negara Pancasila dengan Karya Nyata

Faozan: Tugas kita bersama bagaimana mengisi negara Pancasila ini dengan karya-karya nyata.

Muhammadiyah Isi Negara Pancasila dengan Karya Nyata
Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah Faozan Amar (Kedua kiri, depan). Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menggelar Sosialisasi dan Penguatan Negara Pancasila sebagai Darul ‘Ahdi Wasy Syahadah bagi Kader Muhammadiyah Pendamping Masyarakat, Sabtu, (5/10). (Foto: Istimewa)

Yogyakarta, Gesuri.id - Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah Faozan Amar mengatakan kita hidup di negara Pancasila  yang merupakan anugerah dari Allah SWT.

Karena itu, tugas bersama seluruh warga bangsa, termasuk umat Islam, untuk mengisi negara Pancasila ini dengan karya nyata. 

Baca: Faozan: Pancasila Adalah Dasar, Bukan Pilar Negara

“Tugas kita bersama adalah bagaimana mengisi negara Pancasila ini dengan karya-karya nyata dengan memberdayakan masyarakat seperti yang dilakukan oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah ,” jelas Faozan.

Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menggelar Sosialisasi dan Penguatan Negara Pancasila sebagai Darul ‘Ahdi Wasy Syahadah bagi Kader Muhammadiyah Pendamping Masyarakat, Sabtu, (5/10).

Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka bersatu dengan aksi nyata untuk pelaksanaan koordinasi penguatan ormas keagamaan.

Faozan   mengatakan merawat persaudaraan di Indonesia ini bukanlah hal yang tidak mungkin.  Menurut, Faozan ada tiga jenis persaudaraan di Indonesia, yakni sebagai sesama muslim, sesama anak bangsa, dan  sesama manusia.

“Maka persatuan sebagai salah satu kuncinya,” imbuh Faozan.

Faozan menyampaikan, Muhammadiyah telah mengamalkan sila-sila Pancasila. Sila pertama gerakan ibadah telah dilakukan. Sila kedua dibidang kemanusiaan untuk saudara-saudara yang membutuhkan lewat LazisMu dan MDMC. 

Sedangkan sila ketiga lapang dada dan mementingkan kepentingan bangsa telah dicontohkan oleh Ki Bagus Hadikusumo dalam sidang BPUPKI 1945.

“Sila keempat Muhammadiyah juga melakukan pengambilan keputusan dengan musyawarah dan mufakat. Tidak pernah terjadi permusyawaratan di Muhammadiyah yang berlarut-larut sehingga menimbulkan perpecahan dan konflik,” jelas dia.

Baca: Jangan Ganti Pancasila dengan Khilafah!

Sementara, Sila kelima amal usaha Muhammadiyah didirikan untuk meluaskan dakwah dan keadilan sosial ekonomi dapat dirasakan seluruh anak bangsa.

“Sampai hari ini masih ada orang yang menentang Pancasila karena Pancasila dianggap produk kafir (thagut). Solusinya yakni terus melakukan sosialisasi empat pilar, dialog kebangsaan yang terus menerus, pengamalan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan keteladanan dari para pemimpin elit, formal, dalam pengamalan Pancasila,” papar Faozan.

Quote