Jakarta, Gesuri.id - Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo menegaskan Pancasila digali oleh Bapak Bangsa Bung Karno dan dicetuskan pada 1 Juni 1945 untuk menolak sistem imperialisme dan kolonialisme.
Jadi, lanjut Dwi, Pancasila dicetuskan untuk melawan imperialisme dan kolonialisme, maupun yang Bung Karno sebut sebagai Neo-Kolonialisme dan imperialisme (Nekolim).
Baca: Berikut 10 Fakta Menarik Pancasila
Hal itu dikatakan Rio dalam diskusi virtual Hari Lahirnya Pancasila pada Senin (1/6). Diskusi yang diselenggarakan oleh DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur itu mengambil tema "Pancasila menghadapi tantangan pemiskinan dan gerakan intoleran".
"Pancasila,bila kita telusuri asal-muasalnya, memang bertujuan melawan penjajahan atau penghisapan manusia atas manusia, yang disebut juga sistem imperialisme dan kolonialisme. Sehingga bangsa ini bisa tegak merdeka dan berdikari," ujar Rio.
Rio menambahkan, Pancasila juga tak bisa dilepaskan dari perjuangan pergerakan nasional Indonesia sejak awal abad 20, yang ditandai dengan kemunculan berbagai gerakan nasionalis guna mencapai kemerdekaan.
Salah satu gerakan nasionalis itu adalah Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Bung Karno pada 1927.
"Dan PNI mengusung azas Marhaenisme. Marhaenisme ini merupakan satu tarikan nafas dengan Pancasila," ujar Rio.
Maka, lanjut Rio, tantangan Pancasila saat ini adalah memastikan agar kebijakan atau policy yang dikeluarkan oleh negara bukanlah kebijakan yang melestarikan penghisapan manusia atas manusia.
Baca: Pancasila Payung Kehidupan Berbangsa yang Mempersatukan
Dengan kata lain, kebijakan yang ada saat ini haruslah memerdekakan rakyat atau kaum Marhaen, bukannya berpihak pada kaum pemilik modal semata.
"Jadi harus dicegah adanya Anasir anti Pancasila dalam bentuk kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat atau kaum Marhaen," tegas Rio.