Ikuti Kami

Pertemuan IMF-WB Perlu Ditindaklanjuti

Secara umum Eva menilai usai pertemuan tersebut diharapkan dapat mendongkrak perekonomian Tanah Air.

Pertemuan IMF-WB Perlu Ditindaklanjuti
Anggota Komisi XI DPR Eva Kusuma Sundari.

Jakarta, Gesuri.id  - Anggota Komisi XI DPR Eva Kusuma Sundari menilai perlu ada tindak lanjut usai pertemuan IMF dan World Bank di Bali beberapa waktu lalu.

Secara umum Eva menilai usai pertemuan tersebut diharapkan dapat mendongkrak perekonomian Tanah Air.

"Pidato Presiden soal Game of Thrones itu sebetulnya Indonesia ingin mengajak untuk menghentikan persaingan atau rivalitas dan yang harus dilakukan yaitu sistem kerja sama. Sistem ekonomi yang diinginkan Jokowi ini sama dengan yang dibacakan Bung Karno di PBB (pada 1960 dengan judul To Build The World A New). Artinya ada keberlanjutan. Dan legitimasi kita kuat karena perekonomian kita membaik. Kita bisa menangani bencana dengan baik, di saat yang sama kita juga sukses menggelar Asian Games, dan pertemuan IMF dan Bank Dunia," tutur Eva .

Baca: Presiden Tekankan Rivalitas Berpolitik Jangan Destruktif

Sementara untuk perbaikan perekonomian di dalam negeri, dari pertemuan tersebut, menurut Eva, ada banyak pelajaran. 

Salah satunya, koordinasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah (pemda) harus lebih diintensifkan untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs). 

"Di bidang moneter, financial technology (fintech) Indonesia harus dikejar dan diperluas selain juga dipercepat. Ini penting sebagai antisipasi persaingan di masa depan," tuturnya.

Hal lain yang harus juga mendapatkan perhatian, menurut Eva, yaitu defisit neraca perdagangan yang harus segera dibenahi agar defisit neraca berjalan Indonesia semakin membaik.

"Rupiah harus terus dikuatkan sebagai strategi untuk mengatur devisa," tuturnya. 

Baca: Eva: Pidato Jokowi Tawarkan Transformasi Ekonomi Kolaboratif

Eva menegaskan, sebenarnya secara umum perekonomian Indonesia sudah berada di jalur yang benar ketika sejumlah negara lainnya berantakan. 

"Dengan kondisi seperti sekarang kita bisa tumbuh 5,1% itu sudah bagus. Negara-negara lain mengakui. Itu juga karena Bank Indonesia selama ini cukup fleksibel karena kebijakan fiskal yang baik," tuturnya.

Quote