Ikuti Kami

Terinspirasi Imam Husain, Bung Karno Pernah Ke Karbala

Zuhairi mengungkapkan bahwa Presiden pertama Republik Indonesia Bung Karno pernah berkunjung ke Karbala, Irak pada tahun 1960.

Terinspirasi Imam Husain, Bung Karno Pernah Ke Karbala
Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU), Zuhairi Misrawi.

Jakarta,  Gesuri.id - Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU), Zuhairi Misrawi mengungkapkan bahwa Presiden pertama Republik Indonesia Bung Karno pernah berkunjung ke Karbala, Irak pada tahun 1960. 

Pria yang akrab disapa Gus Mis itu mengungkapkan hal itu pada sebuah artikel di media nasional yang merupakan catatan perjalanannya ke Karbala guna menghadiri peringatan Arba’in. 

Baca: Soekarno Membawa Spirit Imam Husain di Karbala

Perayaan Arba’in merupakan prosesi perjalanan kaki dari kota Najaf menuju Karbala, tempat peristirahatan terakhir Imam Husain guna memperingati disatukannya kembali kepala cucu Nabi Muhammad SAW tersebut dengan jasadnya.
 
Imam Husain dibantai oleh pasukan Bani Umayyah di Karbala ribuan tahun lalu, karena menolak tunduk pada kekuasaan Bani Umayyah yang zalim.

“Bung Karno pada 1960 pernah berkunjung ke Karbala. Ia menjadikan Imam Husein sebagai sosok inspiratif, karena perjuangannya telah menginspirasi para pemimpin dunia, termasuk Mahatma Gandhi dalam melawan imperialisme dan memperjuangkan kemanusiaan,” ujar Gus Mis dalam artikelnya tersebut. 

Gus Mis pun mengungkapkan bahwa Bung Karno menegaskan kekagumannya pada figur Imam Husain dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi. 

"Imam Husein adalah panji berkibar yang diusung oleh setiap orang yang menentang kesombongan di zamannya, di mana kekuasaan itu telah tenggelam dalam kelezatan dunia serta meninggalkan rakyatnya dalam penindasan dan kekejaman,” demikian tulis Gus Mis, mengutip pernyataan Bung Karno.

Baca: Trisakti Ajaran Bung Karno Terinpirasi Spirit Karbala

Gus Mis pun menegaskan peringatan Arba'in tahun ini yang bertemakan Hubbu Husein Yajma'una, merupakan momentum untuk mempersatukan umat manusia dalam persaudaraan. 

“Seluruh umat dan kelompok harus memupuk persatuan dan persaudaraan, termasuk persaudaraan Sunni dan Syiah sebagai komunitas terbesar di dunia. Saatnya berangkulan tangan, memahami perbedaan, dan mencari persamaan dan titik temu,” ujar Gus Mis.

Quote