Ikuti Kami

Terkuak, Ini Alasan Adian Tolak Kursi Menteri

Adian mengakui tidak memiliki tenaga yang cukup untuk menyeimbangkan kinerja Presiden Jokowi yang terkenal cepat dan efisien.

Terkuak, Ini Alasan Adian Tolak Kursi Menteri
Politisi PDi Perjuangan Adian Napitupulu.

Jakarta, Gesuri.id – Politisi PDi Perjuangan Adian Napitupulu kembali mejelaskan kenapa dirinya menilak masuk ke jajaran menteri di kabinet ‘Indonesia Maju’.

Adian mengakui tidak memiliki tenaga yang cukup untuk menyeimbangkan kinerja Presiden Jokowi yang terkenal cepat dan efisien.

Baca: Sst, Adian Pernah Jadi Kernet Bus Hingga “Debt Collector”

"Ini yang gua bingung, itu presidennya keliling, menterinya kagak. Maksud gua dulu waktu ditawari menjadi menteri, kenapa gua tolak? Karena gua yakin gak mampu melebihi tenaga Jokowi.” Papar Adian.

Bahkan Adian tidak mau membebani Presiden Jokowi jika dikemudian hari mengecewakan.

“Gua khawatir malah akan menjadi beban," kata. Adian.

Anggota Komisi I ini kemudian menyarankan, para menteri sebaiknya lebih banyak bekerja daripada berbicara hal-hal yang justru membuat kontroversi di tengah masyarakat.

"Para menteri itu seharusmya bekerja 5-6 kali lipat lebih giat dibandingkan Jokowi. Contoh sederhananya, kalau Jokowi mengontrol seluruh program dengan berkeliling sebulan 30 kali, maka menterinya harus sebulan 60-70 kali," ucapnya.

Lantas Adian menyayangkan sikap beberapa menteri yang omongannya disebut cenderung mengakibatkan blunder politik.

Seperti diketahui, omongan beberapa menteri beberapa waktu lalu sempat membuat kontroversi. Mulai dari ucapan Menteri Agama Fachrul Razi terkait wacana pemulangan 600 eks ISIS asal Indonesia, meski belakangan diklarifikasi.

Baca: Demi Masa Depan, Adian Ingin Jadi Juragan Indekos

Kemudian, ucapan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi yang menginginkan orang kaya menikahi orang miskin, untuk memutus kemiskinan.

"Saya kira 100 hari terakhir secara umum fine (baik) menurut gua. Cuma kemudian banyak omongan menteri yang bikin blunder sendiri. Apa yang enggak perlu diomongin, malah diomongin. Ada menteri yang bilang misalnya untuk mengurangi kemiskinan menikahlah dengan yang kaya. Aduuuh, negara enggak mengatur itu," tandasnya.

Quote