Ikuti Kami

Cerita Ribka Bersama Korban Gempa di Lombok Utara

Selasa (21/8) Ketua Umum Baguna DPP PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning terjun secara langsung dan blusukan ke beberapa dusun di Lombok Utara.

Cerita Ribka Bersama Korban Gempa di Lombok Utara
Ketua Umum Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPP PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning.

Rentetan gempa bumi mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), hingga saat ini ribuan pengungsi masih menempati tenda-tenda yang sengaja dibangun. Sebab, para pengungsi selain tak sedikit rumah mereka yang rusak ada beberapa sebagian yang memang tidak berani untuk pulang ke rumah.

Selain itu, warga ketakutan dan dilanda kecemasan, tak ada yang tahu kapan gempa kembali menggoyang tanah mereka dan menghancurkan rumah mereka.

Terkait bencana yang melanda Lombok, selain bantuan logistik dan semacamnya, PDI Perjuangan melalui Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) telah mengerahkan timnya di seluruh provinsi untuk terjun langsung membantu para korban.

Selasa (21/8) Ketua Umum Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPP PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning terjun secara langsung dan blusukan ke beberapa dusun di Lombok Utara.

Reporter Gesuri.id, secara khusus mewawancarai melalui sambungan telepon Mbak Ning, sapaan akrab Ribka Tjiptaning.

Mbak Ning, bagaimana perkembangan bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini?

Kita disni masuk ke dusun-dusun, ya kondisinya masih parah. Tapi, secara umum proses penanganan bencana di sini khususnya Kabupaten Lombok Utara yang saat ini saya datangi sudah berjalan dengan baik.

Distribusi bantuan kemanusiaan oleh pemerintah baik itu pusat maupun daerah dan relawan untuk para pengungsi sudah merata.

Saat ini, apa yang paling menjadi permasalahan dann yang dibutuhkan untuk para pengungsi?

Yang menjadi permasalahan saat ini adalah sulitnya mendapatkan air bersih. Tadi saat masuk ke dusun-dusun, hampir semua warga itu mengeluhkan kelangkaan air bersih, mereka butuh air bersih. Di sini sangat sulit memang.

Jika hal ini dibiarkan terlalu lama dan berlarut-larut akan menjadi preseden yang tidak baik bagi proses penanganan gempa.

Permasalahan air bersih di Lombok Utara ini memang tidak hanya terjadi pada saat gempa saja, tetapi jauh sebelum gempa dibeberapa kawasan di Lombok Utara sudah mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses air bersih, apalagi jika musim kemarau tiba.

Aku berharap, Pemerintah Daerah (Pemda) khususnya Lombok Utara, perlu segera memulihkan jaringan pipa air PDAM yang rusak. Sementara itu management pendistribusian pasokan air bersih disejumlah titik konsentrasi pengungsi masih kurang maksimal.

Untuk aliran listrinya, pasca gempa saat ini bagaimana Mbak?

Aliran listrik disebagian wilayah sudah berfungsi normal.

Mbak Ning, ke Lombok membawa bantuan apa saja?

Hari ini kami bawa bantuan bangsa sembako, peralatan mandi, bubur bayi, biskuit, perlengkapan dapur, mi instan, ada terpal juga, dan lain-lain.

Selain bantuan logistik, kami kirim juga beberapa dokter ke lokasi bencana. Dari seluruh Baguna provinsi kita kerahkan, mereka bergantian kesini. Di Nusa Tenggara Barat (NTB) sendiri kita ada 1.000 Baguna.

Mengenai desakan berbagai pihak agar Pemerintah menetapkan bencana NTB sebagai bencana nasional, tanggapan mbak ning bagaimana?

Kita gak persoalkan status ya, mau bencana nasional atau bencana lokal, yang penting tanggapan pemerintah cepat, apa yang dibutuhkan rakyat segera dipenuhi, semua anggota dewannya turun bersama rakyat.

Buat aku semua bencana itu memprihatinkan, dan itu tentu butuh hadirnya pemerintah. Kemarin Pak Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah hadir, hari ini Pak Jusuf Kalla ada disni bersama Menteri Sosial. Tapi tetap tidak bisa menyentuh semua ratusan ribu rakyat, makanya butuh juga gotong royong.

Harapanku saat ini itu doaku dengan setulus-tulus hati tidak ada gempa lagi, cepat teratasi persoalan rakyat, sehingga mereka bisa beraktifitas seperti biasa, punya rumah semestinya.

Quote