Ikuti Kami

Ketika Pelantun “Menghitung Hari” Kepincut PDI Perjuangan

Krisdayanti secara khusus mengidolakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Ketika Pelantun “Menghitung Hari” Kepincut PDI Perjuangan
Krisdayanti. Foto: Gesuri.id/ Elva Nurrul Prastiwi

Jakarta, Gesuri.id – Kemunculan selebriti di setiap kali Pemilihan Legislatif (Pileg) sudah bukan sesuatu yang asing lagi. Pro dan kontra kehadiran mereka ke dalam panggung politik selalu menarik untuk diperbincangan juga diperdebatkan.

Sebagian partai politik mengajak para selebriti tanah air untuk bergabung ke dalam partainya. Entah untuk mendulang suara ataukah memang kesadaran pribadi yang membuat para selebriti Tanah Air ini merubah haluannya, tak sedikit pula yang berjanji akan meninggalkan kehidupan keartisannya dan fokus berpolitik.

Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan merupakan salah satu partai yang juga mengusung sejumlah nama selebriti tanah air, salah satunya adalah penyanyi sekaligus Diva Pop Indonesia, Krisdayanti.

Secara khusus Gesuri.id berkesempatan mewawancarai wanita yang akrab disapa KD di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (30/7). 

Bisa dijelasin hari ini ada agenda apa di DPP PDI Perjuangan?

Hari ini pembekalan yang kedua untuk kami (bacaleg artis). Jadi Jadi yang pertama pembekalannya yang kemarin ini lebih global untuk seluruh bacaleg baik yang incumbent maupun yang baru. Kalau kali kedua ini kita merasa terhormat sekali, kita benar-benar mendapatkan pembekalan artis nusantara.

Jadi artis nusantara di sini memang semua bacaleg artis yang direkrut dalam arti di sini mendapat kepercayaan langsung dari PDI Perjuangan untuk bias hadir khusus, apalagi pembekalan ini belum pembekalan yang nanti setelah kita benar-benar terpilih jadi calon legislatif, nanti kita akan ada pembekalan politik yang pastinya akan lebih padat. Tadi saya juga dengar, Pak Ahmad Basarah (Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan) kalau bicara tentang Pancasila bias sampai 17 jam, seperti itu. Jadi secara mental itu juga akan ada branding atau kayak mental yang harus disiapkan.

Karena memang latar belakang kami semua yang pekerja seni ini kan nggak semudah membalikan telapak tangan, kita pasti ada switch move on yang harus dibangun. Tapi karena gerakan itu terbangun dari panggilan. Kalau bisa dibilang saya terpanggil. Kontribusi saya 25 tahun di seni sekarang bertugas sebagai pejuang kebudayaan untuk politik di legislasi nanti. 

Sejak kapan Mbak KD tertarik dengan dunia politik? Dan kenapa berkeinginan ‘nyaleg’ dari PDI Perjuangan

Ya, saya bersyukur sekali karena kepercayaan dari ibu Megawati Soekarnoputri, dari partai politik yang begitu besar, partai politik yang menjadi rumah kaum nasional. Kalau dilihat secara historical kan kakek saya juga wedono pertama di dapil saya nanti di Malang Raya. Jadi ada historical sendiri, ada panggilan juga dalam diri saya kenapa nggak lima tahun lalu atau kenapa nggak lima tahun yang akan dating, saya rasa sekarang waktu yang tepat. Juga dorongan dari suami yang walaupun dia orang asing tapi kami berdua secara historis ngefans dengan PDI Perjuangan.

Jadi ya ini bagi saya bukan hanya peluang dan kesempatan, tapi bagaimana memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Jadi perpindahan saya sebenarnya tidak meninggalkan dunia keartisan saya, tapi saya bergerak dari dunia seni ke politik menjadi politik yang berkebudayaan. Karena saya mendapatkan tugas dan amanah itu untuk menggelorakan rasa cinta akan budaya nasional, supaya kita siap menjadi negara yang berkebudayaan melalui perempuan kuat, Indonesia hebat.

Bisa dikatakan kalau Mbak KD ini “dilamar” oleh PDI Perjuangan untuk ikut bergabung menjadi salah satu kadernya?

Ya seperti yang tadi saya bilang. Ini sebetulnya amanah dan panggilan dan kepercayaan. Karena kepercayaan itu bias juga, mungkin banyak artis yang dilamar, ditelpon dan dihubungi tapi itu nggak akan mungkin tergerak kalau kita nggak memiliki totalitas mari bersama kita membangun negara kita dari mulai sekarang.

Dengan upaya saya semaksimal mungkin nanti di dapil saya, ini kan saya juga pulang kampung. Saya juga dapat tuntunan dari pembekalan seperti ini kan tentunya kita semakin siap dan siap.

Selain pembekalan ini Mbak KD sudah melakukan persiapan apa saja?

Persiapannya itu kita bukan artis yang asal comot ya. Artinya kita semua senang karena kita semua memiliki latar belakang budaya, tapi saya juga nggak pernah mempersiapkan berkas-berkas sebanyak ini. Bisa dibilang berkas-berkas terepot, terbanyak, paling detil yang mungkin kalau kesempatannya nggak sekarang saya nggak pernah punya catatan pengadilan, SKCK dan lainnya. Nah itu diurus.

Saya juga psikotest dengan 600 pertanyaan yang melatih kita sebetulnya. Melatih kesabaran, mempunyai tenggang rasa sama orang lain, gimana kita kalau dalam keadaan marah kita menjaga emosi, jadi ya semua pertanyaan-pertanyaan seperti itu sampai tes kesehatan, rohani semuanya Alhamdulillah semuanya lolos. Tapi yang paling penting itu tes psikologi itu sih karena buat saya itu belum pernah saya lakukan sebelumnya.

Adanya stigma tentang artis yang aji mumpung, artis yang tidak layak berkerja sebagai wakil rakyat, Mbak KD memiliki ketakutan akan hal tersebut?

Sebetulnya kayak kontribusi saya di seni sudah lebih dari 25 tahun, kalau saya hanya sekedar mencoba-coba atau mencari aji mumpung di politik kan sayang rasanya. Bahwa pembelajaran kita dan tanggung jawab karir kita itu sebenarnya dipertaruhkan di sini. Saya adalah salah satu masyarakat yang ingin menyuarakan atau mengawal aspirasi masyarakat ke lembaga nanti.

Sebagai seorang Diva Pop, Mbak KD merasa diuntungkan nggak saat pemilihan nanti?

Ya justru kan saya merasa senang karena amanah ini ditujukan kepada saya karena kinerja saya sebelumnya di dunia keartisan ini kan kontribusinya baik, dan seperti yang tadi saya bilang perekrutan artisnya juga bukan asal comot. Artinya yang memiliki prestasi, yang memang berdedikasi dalam pekerjaannya dan baik. 

Jika nanti terpilih, Mbak KD tertarik berada di Komisi berapa?

Ya kalau bicara tentang kebudayaan ya senang. Kalau bicara tentang bagaimana loyaliti kita untik menggerakkan semua kaum wanita, rasa feminisme, senang juga ada di Komisi VIII. Tapi dimanapun tugas kita untuk negara, harus siap.

Bagaiamana cara Mbak KD menjaga integritas mengingat banyak anggota dewan yang terkena OTT KPK?

Ya sebetulnya kalau kita sudah punya disiplin dalam diri kita. Disiplin bicara, disiplin berpikir, disiplin iman dan disiplin tata krama apa lagi, saya percaya itu, menjunjung moral dan nilai-nilai kemanusiaan. Saya pikir pesan dari suami saya untuk menjaga dan pesan dari partai jangan sampai kita memperburuk keadaan atau menjelekan partai kita karena kesalahan kita. Jadi jangan sampai pastinya amanah yang sudah diberikan ini lalu tidak kita pertanggungjawabkan.

Masak kita tidak melihat contoh-contoh dari mirror image. Teman-temn kita mungkin nanti yang sepenanggungan ini misalnya kalau ada yang tidak berhasilatau terjatuh, iti kan refleksi. Lebih baik kita belajar dari situ. Saya pikir sih jangan mencari kesalahan dan masalah.

Tentunya jika sudah terpilih nanti akan ada tanggung jawab besar yang harus diemban, sudah siap melepas status Diva Pop Indonesia dan fokus di politik?

Sepertinya itu kan kalau lebel itu kan kayak nempel ya, sama seperti temen-temen yang memanggil saya Mimi. Itu kan panggilan saya di rumah tangga bahkan di rumah tangga yang sebelumnya tapi kayak sudah nempel. Jadi ya kemanapun saya nyanyi, kemanapun nanti bias dibilang ibu legislative, ibu diva, bisa juga nanti orang berkata seperti itu.

Dan saya senang, artinya kontribusi saya tuh memiliki semangat yang bisa saya bawa terus, kalau bisa sih nanti bersinergi, simbiosis mutualisme.

Apa yang paling Mbak KD perjuangan dari dapilnya saat ini?

Saya di (dapil) Malang Raya ya. Dapil Jatim V itu berarti Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota Malang. Walaupun saya lahir sampai umur 8 tahun di Kota Batu. Saya sudah hijrah tahun ’83 ke Jakarta. Ketika saya pulang ke Batu memang infrastruktur atau sarana jalan dan lain-lainnya itu belum berubah, saya belum tahu ya apakah memang pemdanya maunya seperti itu untuk menjadi sebuah histori tersendiri atau bagaimana ya.

Tapi saya pikir pembangunan Batu ini kan seperti ada Jatim Park, ada Festival Malang Kota Bunga, saya sendiri punya toko kue di Kota Malang. Jadi maksudnya semakin orang senang lihat Kota Batu dan Kota Malang sebagai kota wisata. Nanti juga akan ada kelompok sadar wisata, jadi nanti ada brain storming anak-anak mudanya untuk gimana sih untuk menjadikan ini tempat destinasi wisata, anak-anak ini harus memulai dari gerakan kecil aja seperti membersihkan sampah atau senyum ramah juga rajin bersossialisasi.

Dapat dukungan dari anak-anak yang sekarang juga sudah paham politik bagaimana?

Terus terang sih mereka datang secara khusus ke rumah dan saya senang anak-anak demokratis sekali dalam bertanya. Seperti yang tadi saya bilang, ini lebih kepada panggilan kepada negara, tanggung jawab moral saya untuk menerima tugas dan kepercayaan kepada saya yang diberikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri.

Mereka mendukung dan tentunya jangan sampai mereka tidak melihat. Saya bilang ke mereka, ketika seseorang itu bisa dianggap poilitisi itu karena kemampuannya dalam bertindak, saya bilang begitu. Saya nggak bisa kasih contoh apa pun kalau saya nggak bertindak. Jadi buat saya, saya berkarya, saya bekerja dan saya bertindak. Ya mereka senang karena kan ibunya berjuang.

Ada tokoh politik idola nggak yang menginspirasi Mbak KD?

Presiden pertama RI jelas, Pak Soekarno. Beliu kan sosok yang terus menyuarakan dan memajukan kaum Marhein, menyuarakan dan memajukan wong cilik. Ibu Megawati sebagai ibu bangsa saya juga sangat mengidolakan.

Kalau teman-teman dari  kalangan artis sih seperti Desy Ratnasari, Ibu Oki Asokawati, mungkin ya kita enggak pernah tahu kesehariannya tapi dalam bentuk feminimnya mereka sanngat vokal menyampaikan tentang perempuan dan sektor pendidikan. Membuat saya semakin bangga menjadi perempuan dan 30 persen nanti perempuan akan duduk di legislatif. Jadi prerekrutan artis ini bukan semata hanya untuk memenuhi kuota atau batas treeshold jadi asal comot gitu enggak. 

Kalau nanti jadi, mau ubah fashionnya gak?

Kasih saran dong. Iya sih, otomatis kita bertindak dan berlaku memang sesuai dengan yang sedang kita suarakan. Walaupun orang melihat background saya diva atau penyanyi dengan signature glamor. Tawarann nyanyi itu pasti akan ada. Entah saya mengambil pekerjaan di akhir minggu, yang penting tidak mengganggu kegiatan domestik RT saya dan anak juga tetap terjaga. Semuanya pasti akan disesuaikan.

Tadi teman-teman langsung tengok kuku saya. Kukunya masih kuku nyanyi. Insya Allah, menyesuaikan acara saja supaya kompak dan bersinergi untuk partai PDI Perjuangan.

Quote