Ikuti Kami

Bulan Bung Karno, PeremPUAN NTB Ziarah ke Makam Proklamator 

Perjalanan ziarah ini dimulai dari Mataram menuju Blitar dengan menggunakan kapal laut dari Pelabuhan Lembar dengan tujuan Tanjung Perak.

Bulan Bung Karno, PeremPUAN NTB Ziarah ke Makam Proklamator 
Kelompok Gerakan peremPUAN NTB yang dimotori Hj Putu Selly Andayani menggelar perjalanan ziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur.

Lombok, Gesuri.id - Kelompok Gerakan peremPUAN NTB yang dimotori Hj Putu Selly Andayani menggelar perjalanan ziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur. Hal itu dalam rangka menguatkan rasa nasionalisme dan membangkitkan semangat untuk terus melanjutkan cita-cita Sang Proklamator khususnya di Bulan Bung Karno ini.

Baca Megawati Heran Marhaen Dikonotasikan Lain, Padahal Petani

Perjalanan ziarah diikuti 24 orang dimana mereka adalah para anggota DPRD perempuan dari fraksi PDI Perjuangan se-Pulau Lombok, istri anggota dewan, pengurus partai baik DPD dan DPC, kader partai, dan simpatisan partai yang tergabung dalam kelompok gerakan peremPUAN NTB.

Perjalanan ziarah ini dimulai dari Mataram menuju Blitar dengan menggunakan kapal laut dari Pelabuhan Lembar dengan tujuan akhir di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 20 jam.

“Kami sengaja memilih menggunakan sarana kapal laut sebagai bagian dari dukungan kami pada program tol laut yang diinisiasi Presiden Jokowi,” kata Selly Andayani.

Dari Tanjung Perak, perjalanan ke Blitar menggunakan bus. Seluruh rombongan langsung menuju Makam Bung Karno di Kota Blitar. Di sana, rombongan diterima langsung pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Blitar dan langsung mendapatkan kesempatan untuk nyekar dan berdoa di makam Bung Karno. 

Suasana syahdu dan khusuk, mengiringi pembacaan surah yassin. Lantunan doa-doa juga dipanjatkan seluruh rombongan.

Selly mengatakan, perjalanan ziarah tersebut tidak hanya ke Makam Bung Karno saja. Tetapi juga mengunjungi rumah masa remaja Bung Karno. Melihat dari dekat suasana rumah yang tidak ada perubahan sampai saat ini. Mulai dari kamar tidur Soekarno remaja, ruang keluarga, ruang makan, hingga dapur.

“Aura rumah menggambarkan kesederhanaan kehidupan Bung Karno,” imbuh Selly.

Dari rumah bersejarah tersebut, rombongan kemudian mengunjungi perkebunan kopi peninggalan Belanda yang kini dikelola oleh mantan Bupati Blitar. Di perkebunan kopi tersebut terdapat kamar peristirahatan Bung Karno. Lengkap dengan tempat tidur dan perlengkapannya.

Di perkebunan kopi seluas 250 hektare yang kini menjadi salah satu destinasi wisata tersebut, rombongan diajak berkeliling melihat kebun kopi dari dekat. Kemudian mengunjungi pula pabrik pengolahan kopi, hingga pengemasan dan pemasarannya.

“Sudah seharusnya kita di NTB bisa menjadikan perkebunan-perkebunan kopi menjadi destinasi pariwisata,” kata Selly.

Dia menegaskan, kopi NTB, mulai dari kopi Pulau Sumbawa seperti kopi Tambora, hingga kopi di Pulau Lombok seperti kopi Sembalun, tidak kalah nikmatnya dibanding kopi daerah lain di Indonesia.

“Sudah saatnya kita mulai bergerak untuk meningkatkan performa yang menjadikan kebun-kebun kopi dan pengolahannya baik tradisional maupun modern menjadi daya tarik wisata,” kata Selly menekankan.

Itulah pula mengapa dalam kunjungan ziarah ini, Anggota DPRD perempuan dari Fraksi PDI Perjuangan turut serta untuk melihat dari dekat destinasi wisata yang sekaligus juga menjadi sentra UMKM.

Dari Blitar, rombongan melanjutkan perjalanan ke Batu, Malang, untuk mengunjungi destinasi kebun bunga Santerra de Laponte, sebuah kebun bunga yang dihiasi lebih dari 700 species bunga.

Udara dingin daerah Batu Malang ini kata Selly sangat mirip dengan Sembalun, Lombok Timur. Itu sebabnya, dirinya berharap Sembalun dapat menjadi destinasi wisata kebun bunga dan buah yang juga akan menarik lebih banyak lagi wisatawan yang berkunjung.

Baca Mega Harap Ada Bioskop Mini Putar Fakta Sejarah di Sarinah

Perjalanan ziarah ini kemudian ditutup dengan berkeliling Kota Surabaya yang banyak memiliki taman kota. Mulai dari taman untuk lansia dan taman untuk anak-anak. Tidak lupa juga rombongan melihat dari dekat sungai-sungai bersih yang mengalir membelah kota sehingga menambah keindahan kota terbesar kedua di Indonesia ini.

“Banyak pelajaran yang bisa rombongan dapatkan dari perjalanan ini. Yang paling utama adalah menguatkan rasa nasionalisme kami dan membangkitkan semangat kami untuk terus melanjutkan cita-cita Bung Karno untuk menjadikan negara ini sejahtera, adil, makmur, dengan semangat gotong royong,” kata Selly.

Dari Blitar, rombongan pulang dengan membawa semangat Bung Karno. BANGKIT, BERGERAK, BERJUANG. Merdekaa!!!.. Sumber lombokpostcom

 

Kurator: Fransiska Silolongan

Quote