Ikuti Kami

DPRD Sumsel Cari Solusi Dongkrak Harga Karet Petani

Persoalan karet sangat kompleks, ada keterkaitan faktor luar negeri dan harga karet internasional.

DPRD Sumsel Cari Solusi Dongkrak Harga Karet Petani
Ilustrasi. Penyadap karet.

Palembang, Gesuri.id - Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema ‘Menggagas Alternatif Solusi Terkait Kesejahteraan Petani Karet di Sumatera Selatan', di Ruang Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumsel, Palembang, Rabu (21/11).

Baca: Rudianto Dorong Pemda Jalankan Perda Harga Karet

Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumsel, Robby Budi Puruhita, mengatakan FGD tersebut bertujuan memetakan persoalan murahnya harga karet di Sumsel, dan mencari solusi dari persoalan yang ada. Para stakeholder karet pun dihadirkan dalam FGD tersebut.

“Kami ingin mengali lebih dalam, apa persoalan yang sebenarnya terjadi penyebab murahnya harga karet di Sumatera Selatan. Setelah memetakan persoalannya seperti apa, kemudian kami mencarikan alternatif solusi agar dapat meningkatkan kesejahteraan petani karet di Sumatera Selatan,” ujar Robby.

Diskusi itu akhirnya mengungkapkan dua faktor utama penyebab murahnya harga karet. Faktor pertama datang dari harga karet dunia atau internasional. Hari ini harga karet dunia 1,20 Dolar AS per kilogram (Kg). Jika dikalikan dengan kurs Rp 14.650, maka harga jual karet kering 100 persen sekitar Rp16500. 

Robby mengatakan 90 persen penjualan karet dunia adalah untuk pabrik ban. Namun, kondisi saat ini, penawaran jauh lebih tinggi dari permintaan.

“Persoalan karet ini sangat kompleks, ada keterkaitan faktor luar negeri, dan harga karet internasional,” kata Robby.

Sementara faktor kedua datang dari dalam negeri, yakni mutu karet belum bisa diproduksi secara baik.

“Ini menjadi tantangan pemerintah daerah, untuk bagaimana dapat meningkatkan hasil produksi karet rakyat,” ujar Robby.

Robby juga menyampaikan pemerintah daerah saat ini memang telah mengadakan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olahan Karet/Bokar (UPPB). UPPB, lanjut Robby, menerapkan sistem lelang. UPPB menyortir kualitas karet rakyat dan kualitas terbaik akan dibeli dengan harga tinggi.

Ditambahkannya, Sumsel merupakan penyumbang lebih kurang 30 persen produksi karet nasional. Artinya, harga karet sangat mempengaruhi hajat hidup orang banyak di Sumsel.

Fraksi PDI Perjuangan Sumsel, Robby menegaskan, akan terus mendorong keberadaan UPPB di setiap desa di kabupaten/kota penghasil karet. Hasil diskusi juga akan disampaikan kepada pihak-pihak yang berkompeten, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah Sumsel. Pemprov Sumsel juga akan didorong untuk gencar melakukan sosialisasi kepada petani karet supaya dapat mengelolah karet dengan baik dan benar, mulai dari pemilihan bibit, merawat, hingga menghasilkan getah karet.

Baca: Maksimalkan Karet dan Sawit, Karolin Programkan Peremajaan

“Kita tidak bisa mengintervensi harga internasional. Saat ini bagaimana memperbesar skala produksi dengan mengefesiensi. Bagaimana kualitas baik, bagaimana yang selama ini satu hektar kebun karet menghasilkan satu ton karet menjadi menghasilkan dua ton,” kata Robby.

“Yang penting dari diskusi hari ini, kami sudah berhasil mendudukan beberapa stakeholder untuk berbicara soal karet. Jadi Fraksi PDI Perjuangan sudah berupaya memanggil pihak-pihak berkompeten untuk membicarakan satu meja, ini jarang terjadi,” ungkap Robby.

Quote