Ikuti Kami

Ganjar Menyayangkan Jika Tiwul Dikaitkan dengan Politik

Republik ini memiliki sumber pangan yang sangat banyak sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. 

Ganjar Menyayangkan Jika Tiwul Dikaitkan dengan Politik
Ganjar di acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2018 IAIN Salatiga, Rabu (8/8).

Salatiga, Gesuri.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyayangkan jika tiwul dikaitkan dengan politik. 

"Banyak komentar tidak bertanggungjawab yang justru mengaitkan tiwul dengan politik. Padahal tiwul itu tidak buruk dan enak banyak juga yang suka, janganlah disangkut-sangkutkan dengan politik," ujarnya.

Baca: Tiwul Bergizi dan Sehat, Variasi Pangan Ala Ganjar Pranowo

Ganjar mengatakan republik ini memiliki sumber pangan yang sangat banyak sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. 

Ia pun mempersilakan masyarakat memanfaatkan kekayaan alam itu, seperti halnya warga Indonesia Timur yang memiliki bahan pangan pokok berupa sagu.

"Jadi kalau ada yang makan selain beras atau nasi, itu bentuk kemandirian bertahan hidup, survive dan termasuk diversifikasi pangan. Boleh-boleh saja, pangan itu ada banyak," ungkapnya.

"Kalau memang ada yang kekurangan pangan di Jateng bilang saya, nanti saya bantu yang penting saya sampaikan jangan makan nasi aking," Ganjar menambahkan.

Ganjar juga menceritakan dirinya yang di-bully di media sosial gara-gara pemberitaan tentang tiwul di sejumlah media.

Di hadapan 3.059 mahasiswa baru IAIN Salatiga, Ganjar menjelaskan hal itu terjadi karena adanya perbedaan persepsi.

Ganjar mengatakan pemberitaan bermula dari pertanyaan sejumlah wartawan usai ia mengisi kuliah umum di Polines Semarang belum lama ini.

"Saya ditanya, ada warga di Kebumen yang mengalami kekeringan dan tidak memiliki beras lalu makan tiwul. Ya saya jawab tidak apa-apa makan tiwul," ujarnya pada acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2018 IAIN Salatiga, Rabu (8/8).

Ganjar pun menanyakan pada para mahasiswa apakah tahu apa itu tiwul dan bagaimana rasanya.

"Tahu pak, enak," jawab mahasiswa serentak. "Iya tahulah tiwul itu dari singkong, enak saya suka," seloroh seorang mahasiswa.

Dari pernyataan itu ungkap Ganjar, akhirnya muncul beberapa berita dengan persepsi yang berbeda sehingga hasil pemberitaannya beda. Ada media yang memberitakan bahwa Ganjar menganjurkan warganya makan tiwul.

"Padahal, apa salahnya coba makan tiwul? Saya bilang makan tiwul boleh, ubi boleh, jagung boleh. Makanan pokok tidak harus beras," ujarnya.

Baca: Ganjar Tekankan Tiwul Bukanlah Makanan yang Buruk

Bahkan dari pemberitaan itu, Ganjar menceritakan ada seorang pejabat teras partai politik yang ikut berkomentar di twitter.

"Dia bilang, Pak Ganjar kalau tidak punya solusi ya jangan menganjurkan warganya makan tiwul. Berarti dia bukan orang Jawa Tengah," katanya.

Quote