Ikuti Kami

Hartanti: Perempuan Harus Mandiri, Berdikari, dan Kuat

“Perempuan harus mempunyai peran sebagai mesin perubahan dan harus mempunyai motivasi untuk lebih bijak dan lebih maju dalam berkarier".

Hartanti: Perempuan Harus Mandiri, Berdikari, dan Kuat
Dua Kader Perempuan DPC Klaten Ikuti Webinar DPP Partai.

Kab Klaten, Gesuri.id - Hartanti, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Klaten mengatakan perempuan harus mandiri, berdikari, dan kuat dalam segala bidang.

Baca: Pimpin Ibu Kota Baru? Ahok: Tidak Tahu Telah Dipilih.

“Perempuan harus mempunyai peran sebagai mesin perubahan dan harus mempunyai motivasi untuk lebih bijak dan lebih maju dalam berkarier. Karena sebagai perempuan kita harus mandiri, berdikari, dan kuat dalam segala bidang,” ujar Hartanti saat mengikuti Webinar yang diadakan Bamusi PDI Perjuangan dengan judul Martabat dan Perjuangan Perempuan dari Persepektif Agama, Sejarah, dan Budaya, Senin (24/1), bertempat di kantor DPC Partai di Jalan Rinjani, Kecamatan Klaten Selatan.

Webinar juga diikuti oleh Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Anak DPC PDI Perjuangan Kabupaten Klaten Hj. Hartanti dan Wakil Ketua Bidang UMKM dan Maritim DPC PDI Perjuangan Kabupten Klaten Hj. Heti Purwani, Senin (24/1).

Dalam acara tersebut turut hadir Ketua DPP PDI Perjuangan yakni Ahmad Basarah, Eriko Sotarduga, Sri Rahayu, dan Mindo Sianipar. Adapun sebagai Narasumber Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E.,M.S.i, Menteri Sosial Republik Indonesia Dr. (HC) Ir. Tri Rismaharini, MT., Tokoh Perempuan Nahdatul Ulama (NU) Nyai Badriyah Fayumi,Lc.,MA., dan Tokoh Perempuan Muhammadiyah Prof. Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin.

Baca: Kutuk Pernyataan Eddy Mulyadi, Deddy: Bawa ke Ranah Hukum

Hartanti juga mengatakan bahwa di dalam agama tidak ada satupun ayat yang melarang perempuan untuk menjadi seorang pemimpin. Karena setiap orang adalah pemimpin.

“Harapannya dengan adanya webinar ini ada kebijakan yang lebih dari pemerintah terkait dengan terpenuhinya 30% kepemimpinan perempuan baik di eksekutif maupun di legeslatif bukan di administrasi saja, tapi direalisasinya,” pungkas Hartanti. Dilansir dari derapjuang.

Quote