Ikuti Kami

Inovasi Bupati Anas Lewat Kampung Jajanan Gula Merah

Desa Rejo Agung sudah lama terkenal menjadi sentra gula kelapa sejak tahun 1970.

Inovasi Bupati Anas Lewat Kampung Jajanan Gula Merah
Bupati Banyuwangi Azwar Anas

Banyuwangi, Gesuri.id  - Tak henti-hentinya Banyuwangi melakukan inovasi. Baru-baru ini, Desa Rejo Agung yang menjadi sentra kerajinan gula merah dari sari kelapa diresmikan oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sebagai Kampung Jajanan Gula Merah.

Desa Rejo Agung sudah lama terkenal menjadi sentra gula kelapa sejak tahun 1970. Di kampung tersebut gula kelapa diolah menjadi jajanan tradisional seperti Es Dawet, Rujak Kecut, Puding, Roti, Cenil, Iwel-iwel, Wajik, Sambel pecel, Punten, Kucur, Getuk, Kelepon, Sawut dan aneka kuliner lokal lainnya.

Baca : Bupati Banyuwangi Beri Beasiswa Rp 15 Miliar bagi Anak Yatim

Anas yang melihat potensi Desa Rejo Agung tersebut tentu saja merasa bangga. Apalagi warga bisa menggali potensi ekonomi lokal dengan cara yang kreatif.

"Saya lihat festival mulai tumbuh di desa, prakarsa dari rakyat, kalau semua desa bisa seperti ini bagus. Sekarang banyak dari desa ada inovasi festival baru, jadi bisa memberi ruang untuk warga yang berjualan," kata Anas, Senin (15/10).

Anas berharap model kegiatan kreatif seperti ini bisa memberi semangat desa-desa lain untuk saling menunjukkan potensi, sehingga bisa memikat kunjungan wisatawan.

Kepala Desa Rejo Agung, Usnatun Sulasiatin (38) menjelaskan, 50 persen masyarakat desanya menjadi perajin gula kelapa. Agar bisa meningkatkan nilai ekonomis dan mengenalkan potensi desanya, pihaknya menggandeng perajin gula untuk menyajikan hasil olahan jajanan berbahan gula kelapa.

"Pasar jajanan tradisional ini buka setiap hari Sabtu dan Minggu, salah satu inovasinya bikin makanan rujak kecut di taruh di dalam kelapa muda," kata Usnatun

Lewat pasar jajanan tradisional gula kelapa ini, pihaknya juga mulai memberi edukasi untuk kembali memproduksi gula organik tanpa pewarna. "Harganya gula organik lebih mahal, dan manfaat kesehatannya sangat bagus," kata dia.

Baca : Bupati Banyuwangi Minta Kecamatan Licin Jaring Investor

Sementara itu, Ketua kelompok tani sekaligus perajin gula kelapa Desa Rejo Agung, Sukatmin (53) mengatakan, produktivitas gula di desanya bisa mencapai 3-4 ton dalam sehari dari ratusan industri rumahan gula kelapa.

"Dari Rejo agung ada ratusan perajin, satu hari rata-rata tiap perajin bisa bikin 20-30 kilogram, total rata-rata bisa sampai 4 ton," kata Sukatmin.

Satu kilogram gula kelapa saat ini dijual dengan harga Rp 12 ribu. Sementara untuk gula kelapa yang tidak menggunakan obat pengawet kimia bisa lebih mahal, Rp 15 ribu.

"Ini baru mulai kami ajak untuk bikin gula organik, selain harga lebih mahal, banyak manfaat kesehatan. Aku sudah coba cari di internet, banyak manfaat untuk obat anemia, sariawan, obat batuk," jelasnya

 

Quote