Ikuti Kami

Juliari Minta Pemprov Kontinyu Bantu Kemandirian Kaum Ibu 

Kelompok ibu-ibu agar semakin produktif dan maju sehingga semakin sejahtera.

Juliari Minta Pemprov Kontinyu Bantu Kemandirian Kaum Ibu 
Anggota DPR Juliari P. Batubara bersama ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) Purwosari melihat hasil budi daya tanaman sayur di salah satu pekarangan warga Kota Semarang, Jateng.

Semarang, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan, Juliari P. Batubara sangat mengapresiasi kegiatan positif yang dilakukan ibu-ibu di Kelurahan Purwosari yang bisa memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga. 

"Ini kegiatan swadaya kelompok ibu-ibu di sini. Saya berharap semakin banyak kelompok perempuan yang melakukan aktivitas ekonomi produktif seperti ini," katanya belum lama ini.

Baca: Karolin Dinilai Mampu Lindungi Kalangan Perempuan Kalbar

Untuk itu Ia meminta Pemerintah Kota Semarang secara kontinyu memberikan bantuan kepada kelompok ibu-ibu tersebut agar semakin produktif dan maju sehingga semakin sejahtera. "Kalau bantuan, erat hubungannya dengan pemkot. Kami dari DPR memang bisa membantu, tetapi kan sifatnya pribadi, misalnya bantuan pipa paralon," kata Wakil Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan itu.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Purwosari di Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah mengembangkan ratusan jenis sayur dan tanaman dengan memanfaatkan lahan perkotaan yang sempit.

"Pada 2017, Dinas Pertanian Kota Semarang membentuk 16 KWT di masing-masing kecamatan, termasuk KWT Purwosari ini," kata Ketua KWT Purwosari Nunung Supratiningsih di sela-sela kunjungan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Juliari P, Batubara di Kota Semarang, Jateng, belum lama ini.

Dalam kesempatan tersebut, politikus PDI Perjuangan itu melihat keberhasilan para ibu rumah tangga perkotaan mencari penghasilan tambahan itu. Dari 16 KWT, terang Nunung Supratiningsih, KWT Purwosari merupakan salah satu yang berhasil mengembangkan budi daya tanaman dari awalnya diberikan hibah tiga jenis bibit tanaman sayur masing-masing 50 biji.

"Awalnya, dikasih bibit terong, cabai, dan tomat. Masing-masing 50 biji. Kami terus kembangkan hingga bermacam-macam jenis sayuran. Sudah banyak, sekarang sudah ratusan jenis," katanya.

Dengan 20 anggota, KWT Purwosari secara intens merawat tanaman yang dibudidayakan dengan sistem piket yang sudah diatur, termasuk jadwal menyiram tanaman hingga berkali-kali panen. Meski berada di perkampungan, tak menyurutkan semangat ibu-ibu kelompok tani itu untuk mengembangkan tanaman sayur, buah, dan hias dengan memanfaatkan pekarangan milik masyarakat.

Baca: Ini Kiat Risma Turunkan Angka Kemiskinan di Surabaya

Dijelaskannya, ada dua sistem budi daya yang diterapkan kelompok tersebut, yakni organik yang sudah berkali-kali panen, serta sistem hidroponik, yakni menanam tanpa media tanah. "Kalau yang hidroponik hasilnya belum terlalu 'ngangkat', kami masih mengandalkan yang organik. Ketika panen, kami jual ke warga, PKK. Bibitnya juga sudah banyak dipesan," katanya.

Hasil penjualan komoditas sayuran itu, lanjut Nunung, dimasukkan ke kas kelompok untuk selanjutnya dikelola guna keperluan anggota, termasuk untuk membeli pupuk, bibit, dan sebagainya. Selain beragam jenis sayur, seperti selada, sawi, seledri, kangkung, daun mint, terdapat pula tanaman buah, di antaranya kelengkeng, jambu biji, buah tin, hingga sejumlah tanaman hias.

Quote