Ikuti Kami

Kepada 7000 Mahasiswa Unila, Henry Bicara Islam itu Toleran

Dalam Kuliah Umum Pendidikan Agama Islam, Henry menyampaikan: Pancasila adalah salah satu karunia dari Allah kepada kita Bangsa Indonesia

Kepada 7000 Mahasiswa Unila, Henry Bicara Islam itu Toleran
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan H. KRH. Henry Yosodiningrat, SH. MH saat menyampaikan kuliah umum Pendidikan Agama Islam kepada 7000 mahasiswa baru Universitas Lampung, di Islamic Center, Bandar Lampung, Sabtu, 17 Agustus 2018

Bandar Lampung, Gesuri.id - Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan KRH. Henry Yosodiningrat mengajak 7000 mahasiswa baru Universitas Lampung (Unila) Tahun Ajaran 2018-2019 untuk membumikan Pancasila.

Selain itu, Henry juga meminta mahasiswa untuk menjaga Pancasila dengan cara mengimplementasikan setiap silanya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Khususnya dalam kehidupan sehari-hari.

Hal itu disampaikan H. KRH. Henry Yosodiningrat, SH. MH dalam Kuliah Umum Pendidikan Agama Islam sekaligus Grand Opening Bimbingan Baca Quran (BBQ) kepada 7000 mahasiswa baru Unila tahun ajaran 2018-2019. 

"Salah satu dari sekian banyak nikmat serta Karunia Allah kepada kita Bangsa Indonesia (khususnya Umat Islam), selain Al Quran dan Hadist, kita dikarunia Pancasila sebagai Dasar Negara dan sebagai sumber dari segala sumber hukum, serta sebagai Falsafah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," jelas Henry di Lapangan Islamic Center, Bandar Lampung, Sabtu (18/8/2018).

Henry Yoso berpesan, sebagai agama kasih sayang, agama yang penuh dengan kelembutan, Islam sama sekali tidak mengajarkan kekerasan.

"Islam adalah agama yang sangat toleran, agama yang menerima keberagaman, bahkan toleran dengan berbagai perbedaan," tambah Henry.

Henry menegaskan, dalam kitab-kitab fiqih, banyak dibahas tentang fiqih minoritas. Salah satu kewajiban umat Islam, kata Henry, terhadap umat minoritas tanpa membeda bedakan agama dan etniknya. 

"Islam mewajibkan untuk menyelamatkan kelompok minoritas dari berbagai musibah dan penderitaan, bahkan sudah menjadi mayat sekalipum, Islam mewajibkan (fardhu kifayah) bagi umat Islam untuk mengurus jenazah tersebut," tutur Henry.

Lebih lanjut dijelaskan dia, sebagai generasi muda Islam, kita harus menjadi panutan dalam mengisi kemerdekaan serta mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

"Untuk menjadi panutan, kita harus memberikan ketauladanan, karena satu ketauladanan lebih baik dari seribu arahan," imbuh Henry.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT) ini juga mengingatkan kepada 7000 mahasiswa baru Unila untuk menerima toleransi dan menghormati perbedaan di tengah tengah masyarakat, serta menerima Pancasila sebagai dasar negara yang beraneka ragam suku, agama, bahasa dan budaya.

"Sehingga Islam mengajarkan kepada kita untuk harmoni dalam berbagai keberagaman. Bahkan dalam diskusi yang berkaitan dengan berbagai perbedaan, kita diajarkan untuk berdiskusi dengan kelembutan dan kedamaian," tambahnya.

Henry mengaku geram terhadap ulah dari sekelompok orang bodoh yang hanya belajar sedikit tentang Islam, kemudian melakukan berbagai kegiatan yang sesungguhnya tidak pernah diajarkan dalam Islam. Mereka melakukan berbagai kekerasan, aksi teror, provokasi, memecah belah persatuan dengan mengatasnamakan Islam.

"Dampak dari kegiatan orang bodoh itu telah mencoreng ajaran Islam yang sesungguhnya, bahkan bagi pihak pihak tertentu menganggap Islam sebagai suatu ancaman," pungkas Henry.

Quote