Ikuti Kami

Megawati Terima Penghargaan dari Purna Paskibraka

Megawati mendapat penganugerahan Lifetime Achievement Bhakti Teratai Putra Indonesia dari Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia

Megawati Terima Penghargaan dari Purna Paskibraka
Presiden RI ke-5 yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Hj. Megawati Soekarnoputri menerima penganugerahan Lifetime Achievement Bhakti Teratai Putra Indonesia dari Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka HUT ke-25 Paskibraka Indonesia di Balai Sarbini, Jakarta, Sabtu (10/11) penganugerahan Lifetime Achievement Bhakti Teratai Putra Indonesia dari Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka HUT ke-25 Paskibraka Indonesi

Jakarta, Gesuri.id - Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri mengisahkan sejarah bendera merah putih yang sarat dengan perjuangan dan cerita-cerita yang belum pernah diungkapkan sebelumnya. 

Cerita itu disampaikan saat Megawati mendapat penganugerahan Lifetime Achievement Bhakti Teratai Putra Indonesia dari Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka HUT ke-25 Paskibraka Indonesia di Balai Sarbini, Jakarta, Sabtu (10/11).

Putri kandung Bung Karno ini mengaku mendapatkan cerita soal bendera Merah Putih dari ibunya yang notabene adalah penjahit bendera Pusaka yaitu Fatmawati. Megawati menuturkan, pada tahun 1944, Bung Karno dan Fatmawati merasa sudah semakin dekat dengan cita-cita besar mereka yaitu kemerdekaan Indonesia.

"Waktu itu ibu saya masih mengandung kakak saya. Beliau lalu menjahit bendera merah putih. Jaman Jepang saat itu susah sekali mendapat kain warna merah, kalau warna putih banyak," ungkap Megawati.

"Ibu saya cerita, yang memberikan kain warna merah justru orang Jepang yang waktu itu simpati dengan kita. Dia seorang pengusaha. Lalu sama ibu saya kain itu dijahit dan disimpan," kenang Megawati.

Setelah itu Sang Saka Merah Putih pun pertama kali berkibar di Jalan Pegangsaan Timur, tempat pertama kali prokalmasi Indonesia dibacakan.

Setelah Proklamasi, nyatanya Belanda masih belum bisa menerima kemerdekaan Indonesia. Maka terjadilah agresi militer. Megawati mengatakan pada saat itu keluarganya pun merasa terancam, maka Bung Karno membawa keluarganya pindah ke Yogyakarta seperti permintaan dari Sultan Hamengkubuwono IX.

Dalam kisah yang diungkapannya, Megawati mengatakan bahwa saat hendak bertolak ke Kota Istimewa, Bung Karno memerintahan salah seorang mayor kepercayaannya bernama Habib Husein Muntahar untuk membawa bendera merah putih ke Yogyakarta dengan selamat.

"Nah ini yang banyak orang tak ketahui. Ibu saya bercerita, sebelum kami pindah, ayah saya bilang ke Muntahar. Saya beri tugas kamu bawa bendera merah putih ke Yogyakarta. Saya tidak mau tahu gimana caranya, yang pasti itu (bendera Merah Putih) harus selamat," tutur Megawati.

Akhirnya, Habib Husein Muntahar yang juga dikenal sebagai bapak Paskibraka Indonesia ini pun berhasil membawa bendera merah putih dengan selamat hingga tujuan.

"Cerita ibu saya, bendera itu dibuka lagi, dipisah putih dan merahnya. Tentunya ini tak bisa dibawa satu orang. Tapi pendek ceritanya, bendera itu sampai juga di Yogyakarta. Dan ibu saya menjahitnya kembali," ungkap Megawati.

Ketua Umum PDI Perjuangan ini menegaskan bahwa apa yang dilakukan demi menyelamatkan bendera merah putih sangatlah heroik. Meskipun haya kain berwarna merah dan putih, namun rohnya ada di dalam jiwa.

"Ini kain hanya merah dan putih. Tapi jiwanya itu ada di sini (di dada), roh kita," ucap Megawati dengan suara bergetar.

"Kalau sekarang ada yang mau ganti bendera kita, negeri kita dengan yang lain, saya tanya ke anak-anak muda, apakah siap mempertahankan negara ini?" kata Megawati menantang para peserta acara yang mayoritas memang anak muda, purna Paskibraka angkatan 2000-an ke atas.

"Yang saya harapkan, mulai malam ini, roh itu kembali, roh untuk mempertahankankan Merah Putih kita," kata Megawati.

Quote