Ikuti Kami

New Normal, Tantri Minta UMKM Lakukan Transformasi Digital

“Dampaknya bagi dunia usaha adalah pasar lesu, distribusi terlambat, omzet turun drastis, modal terganggu, dan kredit macet”.

New Normal, Tantri Minta UMKM Lakukan Transformasi Digital
Dr. Tantri Bararoh, Anggota DPRD Kabupaten Malang dari Komisi II dalam kegiatan sosialisasi dengan tema penguatan posko penanganan Covid-19 desa dalam rangka mengoptimalkan pencegahan dan pengendalian Covid-19 di Kecamatan Dau, yang dilaksanakan di Pendopo Kecamatan Dau, Kamis (25/3). (Foto: Istimewa)

Kabupaten Malang, Gesuri.id - Pemerintah Kecamatan Dau, Kabupaten Malang melaksanakan kegiatan sosialisasi dengan tema penguatan posko penanganan Covid-19 desa dalam rangka mengoptimalkan pencegahan dan pengendalian Covid-19 di Kecamatan Dau, yang dilaksanakan di Pendopo Kecamatan Dau, baru-baru ini.

Baca: Rahmad: Larangan Mudik Lebaran, Langkah Tepat & Bijaksana

Dr. Tantri Bararoh, Anggota DPRD Kabupaten Malang dari Komisi II menyampaikan, penanganan covid-19 saat ini juga harus fokus pada penguatan ekonomi pasca pandemi. Apalagi realita selama pandemi ini, banyak orang takut keluar rumah, khawatir dengan masalah keuangan, pertemuan antar orang menjadi terbatas, banyak karyawan yang dirumahkan, dan ada budaya baru yang terbentuk selama pandemi ini dengan adanya penerapan protokol kesehatan.

“Dampaknya bagi dunia usaha adalah pasar lesu, distribusi terlambat, omzet turun drastis, modal terganggu, dan kredit macet,” tegas Tantri yang juga merupakan Ketua DPC Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia (ISRI) Kabupaten Malang.

Dalam konteks UMKM, pandemi juga memberikan dampaknya. Menurut Tantri, selama pandemi, empat dampak utama pada UMKM dan sektor informal yaitu penurunan penjualan yang omzetnya tinggal 15 sampai 10 persen saja, terbatasnya pasokan bahan baku, kesulitan membayar pinjaman, dan PHK Karyawan.

“Maka pendekatan survival perlu dilakukan, mulai dari mengelola disrupsi dengan cara baru, menemukan cara dan metode kekinian dengan platform digital, kenali peluang di masa krisis belajar dari Covid-19, berfikir ulang, menata ulang, dan bekerja ulang untuk menemukan inovasi bisnis,” beber Dosen Universitas Wijaya Kusuma ini.

Menurut Tantri, di era new normal ini, UMKM perlu melakukan adaptasi sebagai satu-satunya jawaban agar probabilitas bertahan hidup tetap terjaga. Adaptasi juga dapat menjadi momentum pengelolaan UMKM yang lebih resilien dengan karakteristik adanya integrasi protokol kesehatan dalam keputusan bisnis, adopsi transformasi digital, penguatan modal sosial, dan inovasi berkelanjutan dalam model bisnis.

“Dalam era new normal ini UMKM juga wajib masuk ke dalam ekosistem digital. UMKM yang go digital juga memiliki peluang lebih besar terhadap akses pembiayaan, penjualan, yang berimbas pada kenaikan omzet. Jadi ini menjadi tantangan bagi UMKM untuk bisa transformasi menuju UMKM Digital demi menjawab tantangan zaman,” lanjutnya.

Baca: Djarot Saiful: Kedaulatan Pangan Bukti Nyata Bertanah Air

Tantri menambahkan, kedepannya transformasi digital tidak hanya pada aspek penjualan, melainkan diperluas ke dalam penggunaan digital order processing untuk meningkatkan efisiensi proses produksi melalui proses otomatisasi, mengadopsi machine learning, dan kecerdasan buatan untuk mengoptimalkan kinerja rantai pasokan, dan penggunaan big data untuk memaksimalkan customer experiences.

“Masuk ke sektor-sektor usaha yang memberikan prospek usaha positif. Misalnya produksi alat-alat kesehatan seperti masker, APD, face shield, produksi bahan-bahan penunjang imunitas tubuh madu, suplemen kesehatan, jamu, produk olahan makanan, dan produk-produk pertanian, bisa menjadi peluang bagi UMKM sekarang ini,” tutupnya.

Quote