Ikuti Kami

USAID Dukung Program 5NG Pemprov Jateng

Ganjar pun bersyukur semakin banyak pihak yang nyengkuyung untuk mengurangi AKI di Jateng.

USAID Dukung Program 5NG Pemprov Jateng
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menerima perwakilan Jalin di Puri Gedeh, Senin (8/10).

Semarang, Gesuri.id – Sejak diluncurkan pada 2016, program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG) berhasil menurunkan 14 persen angka kematian ibu (AKI). Gayung bersambut, program inisiatif Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tersebut bakal mendapat dukungan dari USAID (United States Agency for International Development) melalui program Jalin.

Gubernur Ganjar menyampaikan, Jalin merupakan program khusus dari USAID untuk mengurangi kematian ibu dan anak dengan mengonsolidasikan lintas sektoral. Ganjar pun bersyukur semakin banyak pihak yang nyengkuyung untuk mengurangi AKI di Jateng.

“Jalin ingin membantu dalam politik kesehatan kita Jawa Tengah. Mereka peduli sekali dengan angka kematian ibu melahirkan dan balita, dan inline dengan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng,” bebernya, usai menerima perwakilan Jalin di Puri Gedeh, Senin (8/10).

Ditambahkan, program 5NG telah berhasil menurunkan AKI sebesar 14 persen per tahun sejak diluncurkan. Capaian itu melebihi target dunia (SDG’s) sebesar tiga persen per tahun atau 90 per 100 ribu kelahiran hidup

Sementara AKI di Jateng pada 2017 adalah 88,58 per 100 ribu kelahiran hidup. Padahal pada 2013 AKI masih 118,62 per 100 ribu kelahiran hidup.

“Kita memang mau dalami lagi program itu (5NG) lima tahun berikutnya ini. Saya ingin mengurai isu Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng itu tidak hanya untuk kesehatan ibu dan bayi, tapi kualitas janin, (juga mengatasi) stunting,” ujar politisi PDI Perjuangan ini.

Faktor kesehatan saja, imbuh Ganjar, tidak cukup. Dukungan lainnya harus tetap ada. Warga harus punya rumah yang sehat, jamban, pangan yang cukup, gizi yang cukup. Nah peran itulah yang nantinya akan dikerjakan oleh Jalin.

“Kalau nanti muaranya adalah kualitas kesehatan, dan kita mau ambil sisi kesehatan manusia sejak dalam kandungan sampai lahir, maka saya minta dibuatkan analisis. Sektor apa yang mendukung, metode apa yang dipakai, politik anggarannya seperti apa, regulasi apa yang mesti dibuat,” jelasnya.

Ganjar menyampaikan, Jalin tengah menyiapkan workshop. Dia pun memberikan TOR agar mereka memikirkan dan berbagi kisah sukses ini di masing-masing tempat dan daerah. Saat ini, Jalin telah bekerja sama dengan enam provinsi di Indonesia, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Sumut dan Sulsel. Selain koordinasi intensif dengan pemerintah, Jalin juga terus menjalin kemitraan dengan perusahaan.

“Yang begini ini menurut saya kekuatan masyarakat yang luar biasa. Kalau mereka bisa berbagi cerita itu di workshop, bisa kita angkat jadi kebijakan di Jawa Tengah,” tutur gubernur.

Sementara itu, perwakilan Jalin USAID, Budiharja menegaskan, dalam kerangka kerjanya, Jalin juga bakal menggandeng pihak swasta dan masyarakat agar aktif untuk mengumpulkan data. Dari data-data dan informasi yang ada terkait kesehatan ibu dan anak, mereka akan mengajak pemerintah, masyarakat dan swasta duduk bersama, kemudian merumuskan bersama kebijakan yang akan diambil.

“Ibaratnya, jadi mak comblang. Menghubungkan sana sini berdasarkan data. Bagaimana rumah sakitnya, pemerintahnya, swasta, masyarakat, bagaimana lintas sektoralnya,” katanya.

Program tersebut, lanjut Budiharja, bakal dia terapkan di Jawa Tengah sampai 2020. Dan yang menjadi sasaran utamanya adalah private sektor karena ranah tersebut yang saat ini jarang tersentuh.

“Maka kami menggandeng Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia). Pak Gub memberikan arahan untuk menyusun langkah-langkah strategis. Saya kita tinggal melanjutkan. Karena Pak Gub punya program yang bagus, tinggal kita memperdalam,” pungkasnya.

Quote