Ikuti Kami

Anas: Kekurangan Pembatik, Pemkab Bangun Sekolah

Motif batik Gajah Uling merupakan motif favorit Banyuwangi.

Anas: Kekurangan Pembatik, Pemkab Bangun Sekolah
Sekitar 1.000 anak usia SD hingga SMA di Banyuwangi membatik bersama dalam ajang Festival Canting Sewu (Seribu Canting batik).

Banyuwangi, Gesuri.id - Sekitar 1.000 anak usia SD hingga SMA di Banyuwangi membatik bersama dalam ajang Festival Canting Sewu (Seribu Canting batik).

Festival yang digelar di Desa Tampo, Kecamatan Cluring, ini kegiatan perdana yang digelar masyarakat Banyuwangi. Karena Desa Tampo merupakan sentra pembatik khas Banyuwangi.

Baca: Bupati Anas Izinkan Anak Yatim Tinggal di Rumah Dinasnya

Di jalan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tampo, sepanjang sekitar 1 Km terdapat anak-anak duduk secara berkelompok, Jumat (16/11). Di dekat mereka terdapat kompor untuk memanaskan cairan malam (Lilin batik). 

Anak-anak itu mencanting batik di lembar kain putih mengikuti pola yang mereka gambar sebelumnya. Ada yang blepotan, namun banyak pula yang terlihat rapi. Maklum, sebagian dari mereka perdana membatik.

Mereka mencanting berbagai motif batik Banyuwangi. Paling banyak menggambar motif batik Gajah Uling yang merupakan motif favorit Banyuwangi. Sementara gedhekan, sembruk cacing hingga paras gempal juga tergambar di batik anak-anak ini. 

Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, Banyuwangi saat ini kekurangan pembatik. Saat ini segala upaya dilakukan pemkab untuk menciptakan pembatik baru. Salah satunya membuat sekolah batik di Banyuwangi. 

"Kita melakukan banyak usaha. Ada juga sekolah batik yang kita bangun. Permintaan batik Banyuwangi sangat banyak. Banyak usaha batik yang kekurangan tenaga pembatik. Saya harap dari desa ini, banyak anak-anak yang bisa menjadi pembatik," kata Anas. 

Anas mengatakan, acara seperti ini jangan hanya menjadi seremonial saja, namun harus ditindak lanjuti dengan konsisten memberikan pelatihan dan pembinaan pada pelajar agar mahir membatik.

"Saya tidak ingin ini hanya menjadi sekadar event saja, melainkan harus ada hasilnya. Harus ada anak-anak dari desa ini yang mahir membatik," kata Anas.

Desa Tampo merupakan salah satu desa sentra batik Banyuwangi. Di desa ini terdapat enam industri batik Banyuwangi. 

Baca: Anas: Bisnis Kambing di Banyuwangi Via Online

Karena itu, Anas meminta agar pelaku usaha batik di desa ini bisa melakukan pembinaan dan pelatihan batik terhadap anak-anak. Sekolah-sekolah di Kecamatan Cluring juga banyak memasukkan batik sebagai salah satu ekstra kurikuler bahkan menjadi mata pelajaran di sekolah.

"Pelaku usaha dan industri batik bisa bersinergi dengan sekolah, untuk mendidik dan melatih anak-anak membatik," tambah Anas.

Quote