Ikuti Kami

Andreas Hugo: HUT ke-77 RI, Dunia Pendidikan Masih Banyak PR

Andreas: Kunci kualitas SDM adalah pendidikan, dimana dalam bidang pendidikan masih banyak PR yang harus dibenahi.

Andreas Hugo: HUT ke-77 RI, Dunia Pendidikan Masih Banyak PR
Anggota DPR RI komisi X fraksi PDI Perjuangan Andreas Hugo.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI komisi X fraksi PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengatakan dunia pendidikan masih belum juga merata di hari kemerdekaan Indonesia yang ke-77 tahun ini.

Menurut politisi asal Nusa Tenggara Timur itu, di saat perayaan hari kemerdekaan tentu patut disyukuri bahwa negara dan bangsa Indonesia tetap tegak berdiri melewati masa-masa sulit, dan mengalami sebuah kemajuan tentunya patut dibanggakan. 

Baca: Sekjen Hasto: Semua Orang Tentu Ingin Di-endorse Jokowi

"Seperti kata Bung Karno, kita merdeka dan di seberang "jembatan emas" kemerdekaan kita isi kemerdekaan untuk membangun masyarakat kita menjadi adil, makmur dan sejahtera dengan dasar Pancasila," kata Andreas melalui rilis yang diterima redaksi, Kamis (18/8).

Politisi PDI Perjuangan itu juga mencatat di pidato kenegaraan 16 Agustus, Presiden Joko Widodo pun memaparkan sejumlah capaian yang tentunya patut dibanggakan. 

"Betapa tidak, kita menjadi salah satu dari 10 negara di dunia yang mampu menghadapi situasi pandemi dan keluar dari situasi sulit. Pertumbuhan ekonomi kita tetap positif, bahkan neraca APBN kita pada 2022 mengalami surplus," ungkap Andreas bangga.

Meski demikian, ujarnya, di tengah berbagai sukses yang dicapai masih banyak tantangan yang menjadi pekerjaan rumah. 

"Kalau capaian maju-mandeg perkembangan sebuah bangsa dilihat dari pembangunan SDM, justru dalam bidang ini kita belum banyak mengalami kemajuan berarti dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, juga dengan negara-negara seusia atau yang lebih muda usia seperti Korea, Taiwan bahkan dengan tetangga Malaysia, Singapura atau Thailand," jelasnya.

Ia menegaskan kata kunci kualitas SDM adalah pendidikan, dimana dalam bidang pendidikan masih banyak PR yang harus dibenahi.

"Masalah kualitas tenaga pendidik, jaminan kesejahteraan guru, masalah, infrastruktur dan dukungan faslitas pendidikan, kurikulum pendidikan yang sesuai kebutuhan wilayah dan perkembangan teknologi," ucapnya.

Selain itu, katanya, yang sangat mencolok mata dan belum banyak berubah dari jaman ke jaman adalah jurang perbedaan kualitas pendidikan di Jawa dan luar Jawa, dan juga perbedaan perlakuan dan perhatian terhadap lembaga pendidikan negeri dan swasta. 

"Kalau presiden Joko Widodo pada pidato kenegaraan 16 Agustus mengatakan kita telah menggeser paradigma pembanguan kita dari Jawa sentris menjadi Indonesia sentris, jujur dalam bidang pendidikan, harus diakui pendidikan kita masih "Jawa Sentris". Juga antara negeri dan swasta masih terasa kita masih memberlakukan "Negeri Sentris"," lanjutnya.

Baca: Jadi Wasit Lomba Bakiak, Hasto Ingatkan Jangan Curi Start!

Ia menambahkan RUU Sisdiknas inisiatif pemerintah yang sedang digodok di lingkungan pemerintahan seharusnya dan perlu memperhatikan aspek-aspek tersebut. 

"Kalau kita ingin katakan menuju tahun emas 2045 kita pun bisa berbangga, bangsa ini dengan bonus demografi yang dimiliki telah melahirkan kualitas SDM yang setara dan mampu bersaing dalam pasar tenaga kerja global," pungkasnya.

Quote