Ikuti Kami

Ansy Lema: Pariwisata Harus Sejahterakan Petani Mabar!

"Apakah pariwisata kelas dunia yang disematkan kepada Ibukota Mabar, yaitu Labuan Bajo berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat?"

Ansy Lema: Pariwisata Harus Sejahterakan Petani Mabar!
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanes Fransiskus Lema, (Ansy Lema) berkesempatan mengunjungi Desa Mbuit, Kecamatan Boleng, Manggarai Barat (Mabar), baru-baru ini. (Foto: Istimewa)

Manggarai Barat, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanes Fransiskus Lema, (Ansy Lema) berkesempatan mengunjungi Desa Mbuit, Kecamatan Boleng, Manggarai Barat (Mabar), baru-baru ini. 

Baca: Bupati Idza Apresiasi TNI Manunggal Membangun Desa Ke-109

Dalam kunjungan itu, Ansy melihat lahan pertanian yang begitu luas dan kaya potensi.

Namun, Politisi PDI Perjuangan itu mengungkapkan realitasnya  pengembangan pertanian Mabar belum berbanding lurus dengan potensinya yang besar. 

"Saat ini, kekuatan utama Mabar adalah pariwisata super premium. Pertanyaannya adalah apakah pariwisata kelas dunia yang disematkan kepada Ibukota Mabar, yaitu Labuan Bajo berdampak pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal?," ujar Ansy. 

Anggota DPR dari Dapil NTT II itu pun melihat dampak tersebut belum optimal. Sebab belum ada kesinambungan antara pariwisata dan pertanian Mabar.

"Pariwisata Labuan Bajo harus kita sesuaikan dengan  potensi lokal. Artinya, manfaatkan sumber daya serta produk lokal Mabar untuk mengembangkan pariwisata," ujar Ansy. 

Baca: Dewi: Sosialisasi Intens UU Cipta Kerja Merespon Penolakan

Dalam hal ini, Ansy mencontohkan beras lokal produksi Lembor Mabar dapat diambil sebagai pasokan pangan bagi hotel atau restoran di Labuan Bajo. 

Lembor adalah sentra produksi beras yang cukup besar bagi NTT dengan luas tanam 7.584 hektar dan produksi beras yang dihasilkan mencapai 33.296,75 ton (BPS 2016).  Lembor telah memiliki merek beras lokal sendiri bernama Molas Lembor. 

"Dengan begitu, produk beras tidak perlu didatangkan dari luar NTT," ujar Ansy. 

Ansy melanjutkan, tidak hanya beras ataupun hasil tani lainnya seperti sayur dan buah, tetapi juga hasil ternak dari para peternak pun harus diupayakan untuk bisa masuk ke industri pariwisata. 

Intinya, sambung Ansy, petani lokal harus diberdayakan untuk bisa menjadi tuan rumah dan dapat menikmati manfaat atas harumnya nama Labuan Bajo sebagai destinasi wisata dunia.

"Jika ini dilakukan, maka petani Mabar dapat memiliki akses terhadap pasar dan secara langsung ekonomi masyarakat akan naik.  Apalagi, jika melihat angka, per tahun 2019, jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo mencapai 184.206 wisatawan. Potensi begitu besar ada di depan mata," ujar Ansy. 

Untuk mewujudkan gagasan ini, Ansy menegaskan perlu ada kerja sama antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, pengusaha, serta petani.

Pemerintah daerah dengan dukungan pemerintah pusat harus menciptakan sistem yang mendukung gagasan pembangunan berbasis komunitas dan kearifan lokal.

"Sebagai Anggota DPR RI dari Komisi IV, saya akan terus bersuara di Senayan agar pengembangan pertanian di Mabar mendapatkan perhatian yang serius, tepat, dan terarah dari pemerintah pusat," ujar Ansy.

Quote