Ikuti Kami

Ansy Minta KLHK Pelajari Bangka Botanical Garden

Fakta bahwa lokasi bekas tambang dapat diolah menjadi lahan perkebunan jeruk sunkist.

Ansy Minta KLHK Pelajari Bangka Botanical Garden
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema). (Foto: Istimewa)

Bangka Belitung, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) meminta kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk melakukan study banding ke wilayah Bangka Botanical Garden guna menelaah pengelolaan wilayah bekas tambang agar dapat dikembalikan kelestarian alamnya. 

Baca: Ansy Tegaskan KLHK Harus Utamakan Konservasi TNK

Hal itu dikatakan Ansy ketika bersama Tim Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI melakukan kegiatan Reses Komisi di Bangka Belitung, baru-baru ini, khususnya kala melakukan peninjauan ke Desa Belilik, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah terkait kegiatan RHL di lokasi bekas tambang.

"Dalam peninjauan itu, ditemukan fakta bahwa lokasi bekas tambang dapat diolah menjadi lahan perkebunan jeruk sunkist. Dari 100 buah yang ditanam, 15 diantaranya dapat berbuah," papar Ansy.

Selain meninjau kegiatan RHL di lokasi bekas tambang, rombongan Komisi IV juga melakukan peninjauan ke kawasan ternak sapi yang sudah terintegrasi langsung dengan pakan dan pengelolaan limbahnya.

Sapi-sapi yang berada di kawasan ternak sapi adalah merupakan sapi pembenihan yang didatangkan di Bangka dengan usia sapi rata-rata 1,6 atau 1,8 tahun. Pertumbuhannya relatif sangat baik, rata-rata bobotnya sudah mencapai 500kg-750kg.

"Saya menilai sistem yang dibangun di sana sudah berjalan cukup baik. Kalau nantinya sistem ini akan diterapkan ke masyarakat penerima bantuan, harus disiapkan terlebih dahulu infrastrukturnya, seperti disiapkan saung dan area rumputnya. Sistem dan pengelolaan yang baik akan menghasilkan sapi-sapi dengan kualitas serta bobot yang ideal," ujar Ansy.

Rombongan juga melakukan peninjauan dan pertemuan di Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) kelas I Depati Amir, Pangkal Pinang, Bangka Belitung. 

Kunjungan Komisi IV ke SKIPM itu bertujuan untuk menyoroti seberapa kuat kemampuan SKIPM dalam menyeleksi barang yang masuk dan barang yang keluar.

Baca: Ansy Sarankan KLHK Berinovasi Kelola Lahan Eks Tambang

" Setelah diamati, saya menemukan dua kelemahan dalam sistem yang diterapkan SKIPM. Pertama, kelengkapan laboratorium yang masih jauh dari  harapan sehingga ada kalkulasi angka sekitar Rp 6 miliar yang dibutuhkan. Kemudian yang kedua, pada bagian tenaga dan tim analis. Saya menegaskan bahwa tim analis merupakan ujung tombak karantina. Administrasi yang baik harus juga didukung oleh tim analis yang berkompeten. Dua hal ini harus menjadi fokus utama karantina," papar Ansy.

Quote