Ikuti Kami

Dahsyat, Risma Lontarkan Kiat Jitu Atasi Sampah di Forum PBB

Wali Kota Risma memaparkan konsep 3R (reduce, reuse, recycle).

Dahsyat, Risma Lontarkan Kiat Jitu Atasi Sampah di Forum PBB
Wali Kota Risma yang menjadi pembicara di United Nation (UN) Climate Action Summit di Markas Besar PBB, UN Headquarter, New York Amerika. 

Surabaya, Gesuri.id - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membeberkan kiat-kiat jitu mengatasi masalah sampah di depan forum iklim dunia di PBB. Ia mencontohkan langkah-langkah konkrit yang telah dilakukannya dalam mengatasi sampah di Surabaya.

Wali Kota Risma memaparkan konsep 3R (reduce, reuse, recycle). Ia memastikan Pemkot Surabaya sudah menerapkan konsep itu mulai dari rumah tangga. Tidak hanya itu, ia memastikan hasil limbah-limbah tersebut diolah lagi menggunakan teknologi agar menjadi energi. 

Baca: Penanganan Sampah Jakarta, Ini Solusi Jitu Risma

“Kami juga dapat menghasilkan listrik di lokasi pembuangan akhir kami. Saat ini sudah mulai menggunakan sel surya serta kincir angin hibrida untuk energi alternatif,” ujar Risma yang menjadi pembicara di United Nation (UN) Climate Action Summit di Markas Besar PBB, UN Headquarter, New York Amerika. 

Dalam forum PBB itu, Wali Kota Risma menjadi pembicara bersama Presiden Kenya dan Presiden Turki.

Dalam forum yang dihadiri kepala negara dari belahan dunia tersebut, Wali Kota Risma adalah satu-satunya kepala daerah yang hadir sebagai pembicara. Dalam forum itu, Presiden UCLG ASPAC itu memaparkan tentang berbagai upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam menjaga iklim. 

“Para delegasi yang terhormat, saya akan berbicara terkait upaya kami (Pemkot Surabaya) dalam menjaga iklim, salah satunya dengan transportasi,” kata Wali Kota Risma saat memulai paparannya.

Menurutnya, transportasi adalah bagian dari pusat kesejahteraan rakyat. Namun, transportasi juga menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 28 persen. Oleh karena itu, pihaknya menyambut baik adanya Action towards Climate friendly Transport (ACT) atau Aksi Menuju Transportasi yang Ramah Iklim. 

“Makanya, kami mencoba beralih dari transportasi perkotaan yang berpolusi ke angkutan umum dengan meluncurkan bus kota bernama Suroboyo Bus,” papar dia.

Selain diciptakan untuk membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, pada saat yang bersamaan, bus ini juga berfungsi sebagai pengelolaan sampah plastik. 

“Jadi pengelolaan sampahnya adalah penumpang membayar ongkos bus menggunakan botol plastik, dan itu mampu mengurangi sampah botol plastik di kota kami,” ungkapnya.

Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga membangun Park and Ride yang berfungsi memudahkan masyarakat berganti kendaraan. Misalnya dari sepeda motor ke bus, warga dapat menitipkan kendaraannya, bahkan bagi pejalan kaki pun juga disediakan jalur pedestrian yang  bersih dan aman. 

“Suroboyo Bus kami juga bisa mengangkut sepeda. Uji emisi reguler juga dilakukan dengan hasil hampir 90 persen kendaraan lulus uji emisi,” kata dia.

Di samping itu, untuk menjaga keseimbangan kota, berbagai bidang pun dilakukan. Salah satunya terus melakukan penanaman pohon, pembangunan taman, pelestarian hutan mangrove, pembuatan waduk dan menggelar car free day (CFD) setiap hari Minggu pagi. 

“Itu upaya yang kami lakukan bersama masyarakat. Jumlah taman di kota kami mencapai 475 taman umum, luas mangrove 2.871 hektare dan total 72 waduk yang sudah dibangun di Kota Surabaya,” imbuh dia.

Baca: Di Perancis, Risma Ungkap Keberhasilan Pengelolaan Sampah

Di forum dunia itu, Wali Kota Risma juga menyampaikan administrasi kota dan layanan publik yang menggunakan sistem online atau elektronik. Upaya ini dilakukan untuk memangkas biaya operasional dan pengurangan penggunaan kertas. 

“Bahkan, cara ini kami nilai sangat efektif. Sebab selain mengurangi anggaran, juga dapat memudahkan masyarakat mengakses layanan yang mereka butuhkan kapan pun dan di mana pun,” lanjutnya.

Semua inovasi ini, lanjut dia, dilakukan agar masyarakat dapat menikmati kualitas udara yang lebih baik. Hal tersebut terbukti dari turunnya suhu udara mencapai 2 derajat celcius. “Bahkan, sudah bisa mengurangi daerah banjir dan sekarang tinggal 2 persen dari awalnya 50 persen,” pungkasnya.

Quote