Ikuti Kami

Eko Paparkan Fungsi Kelurahan Tangguh Bencana

Indikator keberhasilan katana maupun destana (Desa Tangguh bencana) adalah hadirnya kemandirian dalam penanganan bencana oleh masyarakat. 

Eko Paparkan Fungsi Kelurahan Tangguh Bencana
Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan dapil Kota Yogyakarta, Eko Suwanto (kedua dari kanan).

Yogyakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan dapil Kota Yogyakarta, Eko Suwanto menilai keberadaan Kelurahan Tangguh Bencana (Katana) maupun desa tangguh bencana fokus programnya adalah edukasi, selain menjadi lembaga yang membantu BPBD menangani kedaruratan saat terjadi bencana. 

Indikator keberhasilan katana maupun destana (Desa Tangguh bencana) adalah hadirnya kemandirian dalam penanganan bencana oleh masyarakat. 

Baca: Herman HN Pimpin Apel Siap Siaga Bencana

"Katana untuk edukasi,  selain membantu BPBD menangani kedaruratan. Ini harus dipahami,  karena sering ada salah pengertian di lapangan. Fokus Katana dan Destana serta Sekolah Siaga Bencana adalah mengajak masyarakat belajar tentang penanggulangan bencana agar siap hadapi segala resiko yang ditimbulkan akibat bencana. Alhamdulillah saat ini sudah ada 15 Katana, diantaranya Giwangan, Warungboto, Pandeyan, Bausasran, Sosromenduran, Mantrijeron, Brontokusuman dan berbagai wilayah lain. Kita akan terus kerja keras wujudkan Katana dan msayarakat yang tangguh," kata Eko di Yogyakarta, Jumat (14/12).

Eko menambahkan sesuai dengan aturan yang ada,  pembentukan katana dan destana sesuai peta kerawanan bencana disetiap wilayah.

Hingga saat ini,  secara bertahap dilakukan pembentukan kelurahan dan desa tangguh bencana serta sekolah siaga bencana dilakukan secara bertahap. Alhamdulilkah pemerintah kota Jogja juga telah memfasilitasi Kampung Tangguh Bencana serta Dinas Sosial menyalurkan APBN untuk Kampung Siaga Bencana. Sesuai data yang ada, hingga kini ada 218 kelurahan dan desa tangguh bencana.  

"Targetnya semua wilayah bisa tangguh hadapi bencana.  Ada kesiapsiagaan,  kita berdoa agar tidak terjadi bencana di DIY ke depan tapi saat ada bencana rakyat sudah siap,  mandiri hadapi bencana. Kita juga perlu memperkuat sinergi Katana, Destana, KTB, KSB dan SSB agar makin berperan dalam pendidikan kebencanaan bagi masyarakat," kata Eko.

Baca: PDI Perjuangan Pertanyakan Kesiapsiagaan Bencana Pemprov DKI

Selain itu kata Eko, Swasta bisa berperan dalam membantu masyarakat tangguh bencana.

"Ada cara skema CSR,  peran swasta berperan penting membantu segala sesuatu yang dibutuhkan. Kita harus buka peluang sesuai dengan kewenangan yang ada. BPBD kita harapkan menggalang partisipasi swasta dalam penanggulangan bencana sesuai peraturan perundang undangan secara baik dan benar," kata politisi muda PDI Perjuangan Eko Suwanto.

Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Heri Wahyudi menjelaskan ada beberapa potensi bencana yang mengancam di wilayah kota. 

"Mengingatkan masyarakat dengan edukasi langsung, ada ancaman bencana di sungai. Kalau melihat peta kawasan rawan bencana, sepanjang bantaran sungai di Yogyakarta perlu waspada," kata Heri Wahyudi. 

Baca: Bupati Jekek Targetkan Seluruh Desa Tangguh Bencana

Ancaman lain adalah banjir di perkotaan karena adanya hambatan penumpukan sampah. Berkait hal ini,  dirinya berharap agar warga tidak buang sampah sembarangan. 

"Ayo tertib buang sampah,  jangan mengambil pasir dan membuang sampah ke sungai," kata Heri Wahyudi. 

Di tahun 2019, sesuai anggaran di APBD ada alokasi untuk bisa wujudkan 25 desa dan kelurahan tangguh bencana di 2019 baik yang bersumber APBD DIY maupun APBD Kabupaten se DIY dan dan diharapkan 10 destana/katana lagi dengan perubahan APBD 2019.

Quote