Ikuti Kami

Evita Minta Pengusaha Perhatikan Model Pengemasan

Sebab hal tersebut sangat berpengaruh kepada nilai jual dan daya saing pasar barang-barang Indonesia dengan barang dari negara lain. 

Evita Minta Pengusaha Perhatikan Model Pengemasan
Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty mendorong agar pengusaha-pengusaha di Indonesia untuk lebih memperhatikan model pengemasan (packaging) barang mereka. 

Sebab hal tersebut sangat berpengaruh kepada nilai jual dan daya saing pasar barang-barang Indonesia dengan barang dari negara lain. 

Baca: Evita Minta Pembangunan IKN Utamakan Teknologi Terkini

Menurutnya juga peran Badan Standardisasi Nasional (BSN) penting dalam menekankan kebijakan packaging.

Hal tersebut ia ungkapkan kepada akademisi dan praktisi dalam rangka pembahasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, di ruang rapat Komisi VI DPR RI di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (11/12). 

Evita sesungguhnya menilai bahwa kualitas produk yang dihasilkan pelaku usaha Indonesia tidak kalah dengan produk dari luar negeri.

“Tapi kita kalah dengan Thailand, kalah dengan Jepang, itu hanya karena packaging produk kita. Packaging mereka itu begitu bagus. Konsumen itu suka tidak suka ketika pertama kali tidak melihat rasa dulu. Mereka melihat bentuknya. Masalah kita ini ada di packaging yang lemah. Saya tidak tahu ini involvement BSN ini sejauh mana,” jelas Evita.

Selain packaging yang baik, menurut Evita dalam rangka meningkatkan mutu produk Indonesia, standardisasi produk juga merupakan hal penting bagi legitimasi suatu produk. 

Baca: Perjanjian IEU-CEPA Harus Untungkan Dua Pihak

Politisi PDI Perjuangan ini menjelaskan apabila selama ini tingginya biaya standardisasi produk utamanya disebabkan oleh minimnya laboratorium, maka Pemerintah harus memfasilitasi hal tersebut.

“Sehingga orang yang ingin melakukan standardisasi ini tidak perlu mengeluarkan biaya begitu banyaknya. Biaya sertifikasinya saja sudah cukup mahal yang tadi dikatakan umkm-umkm tidak akan mampu. Ini kan mungkin aspeknya kan yang mahal itu selalu laboratorium. Bikin aja laboratoium nasional yang bisa digunakan banyak orang,” jelas politisi dapil Jateng III tersebut.

Quote