Ikuti Kami

Ganjar: Budi Pekerti Lebih Mahal Dibanding Nilai Matematika

Sopan santun dan tata krama adalah nilai kehidupan yang sangat berharga untuk ditanamkan kepada anak.

Ganjar: Budi Pekerti Lebih Mahal Dibanding Nilai Matematika
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menghadiri Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXV dan Hari Anak Nasional (HAN) Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Alun-alun Kabupaten Purworejo, Rabu (25/7).

Purworejo, Gesuri.id - Lagu rohani berjudul “Terima Kasih untuk Cinta” mengalun merdu dari Aneta, siswi SD Maria. Suara lembut gadis cilik berambut ikal itu sukses membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan istrinya, Siti Atikoh serta masyarakat yang menghadiri Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXV dan Hari Anak Nasional (HAN) Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Alun-alun Kabupaten Purworejo, Rabu (25/7) terpukau dan penuh haru.

Bagi Aneta, lagu tersebut merupakan hadiah istimewa yang ia berikan untuk kedua orang tuanya, sebagai wujud syukur karena mereka telah mendidik dan merawatnya dengan penuh kasih.

Baca: Pendidikan Akan Jadi Konsentrasi Ganjar Pranowo

Ganjar memuji penampilan Aneta yang dengan penuh penghayatan menyanyikan lagu itu. Melalui lagu “Terima Kasih untuk Cinta”, Aneta menunjukkan betapa berartinya keluarga bagi hidup gadis cilik itu. Keluarga memberikan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan untuk anak.

“Bapak/Ibu terbayangkan nggak anak kita mencintai keluarganya dengan menyanyi Papa Mama yang terbaik? Dia tampil dengan sangat berani. Sebenarnya ini pertunjukan kecil, tapi kita bisa merasakan getaran dan apa mau mereka (anak). Mereka butuh kita untuk kita lindungi dan keluarga menjadi tempat pertama untuk memfilter semua tekanan yang ada,” ujar Ganjar.

Selain Aneta, Amelia siswi SMAN 1 Sragen menyuarakan opininya tentang orang tua idaman secara blak-blakan ketika gubernur berdialog dengannya. Remaja putri yang aktif di Forum Genre itu mengatakan, orang tua idaman adalah orang tua yang mendidik dan merawat anaknya tanpa ada tuntutan. Mereka memberikan keleluasan anak untuk berkembang sebagai kapasitas dan minatnya.

“Orang tua idealnya mendidik anak sesuai kapasitas anak. Jangan terlalu ditekan atau dituntut. Biarkan mereka berkembang. Tidak semua pintar matematika, fisika atau kimia. Ada anak yang pintar olahraga atau seni. Kenapa harus dituntut untuk bisa matematika, fisika atau kimia, padahal mereka bisa berkembang sesuai minatnya sendiri,” tegasnya.

Amelia mencontohkan, saat ini dirinya bersiap untuk kuliah di program studi demografi dan kependudukan karena prodi itulah yang sesuai dengan minatnya. Namun, ia juga sudah mencoba berwirausaha di bidang desain grafis. Amelia senang karena selama ini kedua orang tuanya mendukungnya.

Baca: Ganjar: Pemalsuan SKTM Hancurkan Sistem Pendidikan RI

Tak hanya berinteraksi dengan anak dan remaja, Ganjar juga berdialog dengan Silvi, kader bina keluarga berencana (BKB) dan Posyandu. Perempuan berhijab yang memiliki dua anak itu juga mengabdi sebagai guru PAUD.

“Kalau di PAUD pembelajaran apa yang paling penting diberikan kepada anak?” tanya gubernur.

Silvi pun menjawab, pembelajaran utama yang selalu dia berikan kepada siswa PAUD-nya adalah sopan santun dan tata krama. Karena dengan sopan santun dan tata krama, anak akan jujur dan selalu menghormati orang-orang di sekelilingnya.

Gubernur Ganjar sependapat dengan Silvi. Baginya, sopan santun dan tata krama adalah nilai kehidupan yang sangat berharga untuk ditanamkan kepada anak.

“Saya ingin Bapak Ibu menjadi orang tua yang baik. Sopan santun, tata krama, budi pekerti lebih mahal dibanding nilai matematika dan saya mempercayai itu. Sehingga tidak ada lagi orang tua yang kebingungan mencarikan sekolah anaknya, kemudian mencari SKTM karena mereka punya tata krama, sopan santun, dan tidak pernah membohongi anaknya,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.

Dengan pengabdian yang diberikan oleh Silvi, Ganjar  memberikan hadiah berupa satu unit sepeda motor. Orang nomor satu di Jawa Tengah itu berharap, hadiah tersebut dapat mendukung aktivitas Silvi sebagai kader BKB dan Posyandu serta guru PAUD.

Ganjar yang didapuk sebagai ayah Genre juga berpesan, segenap elemen masyarakat dapat mendukung implementasi kabupaten/ kota layak anak di Jawa Tengah dengan turut melindungi dan memenuhi hak anak.

“Kemarin malam saya ke Surabaya dan 28 kabupaten/kota dinyatakan layak anak. Yang penting adalah bagaimana kita konsisten membawa indikator dan nilai-nilai layak anak. Kita harus punya effort lebih tinggi agar status layak anak itu diterjemahkan dalam bentuk banyak hal, baik itu fasilitas, aksesibilitas, pengembangan dan perlindungan anak,” pesannya.

Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo selaku Ketua Panitia Penyelenggara menjelaskan peringatan Harganas dan HAN tahun ini dimeriahkan banyak kegiatan. Seperti, grebek pasar dan pelayanan KB, pencanangan Kampung KB, Pelayanan KB dan IVA tes, pelayanan administrasi dan kependudukan, deklarasi anak, deklarasi gerakan menjadi orangtua hebat, pengukuhan pengurus Forum GenRe Jawa Tengah oleh Gubernur Jateng. Ada pula pameran gelar dagang UPPKS diikuti 35 kabupaten/ kota di Jawa Tengah yang memamerkan produk unggulan khas daerah, dan acara menarik lainnya.

Ditambahkan, salah satu agenda yang diselenggarakan pada rangkaian peringatan Harganas dan HAN itu adalah mengunjungi lapas anak bersama dengan Forum Genre. Di sana, dirinya memotivasi anak-anak binaan untuk tetap optimistis merencanakan hidupnya kelak, ketika mereka kembali ke masyarakat.

“Kemarin saya ke lapas anak dengan teman-teman Forum Genre untuk memberikan motivasi kepada anak-anak kita yang belum beruntung. Agar mereka setelah mendapatkan pembinaan di lapas dapat bayangan tentang masa depan dan dapat kembali ke masyarakat dengan baik. Karena mungkin mereka kurang mendapatkan panutan di keluarga maupun masyarakat. Ini PR kita bersama,” jelas bunda genre itu.

Baca: Ganjar: Solusi Pendidikan, Menempa Moral dan Etika Manusia

Pada acara tersebut, diberikan hadiah berbagai lomba peringatan Harganas dan HAN Provinsi Jawa Tengah. Di antaranya, Kampung KB “Duta Makmur” Dukuh Kedung Batang, Desa Ngasinan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo meraih juara Terbaik I Lomba Hasil Evaluasi dan Penilaian Kampung KB, Ketua TP PKK Kabupaten Wonogiri meraih juara Terbaik I Pemilihan Pengelola Kelompok BKB Holistik Integratif, dan Nur Rochim dan Situ Mangunah meraih juara Terbaik I Pemilihan Duta Orang Tua Hebat.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan 205 unit pemasangan sambungan listrik murah di 11 kecamatan senilai Rp 410 juta, satu paket sumur bor dan tower air senilai Rp 324,6 juta kepada Desa Nglaris, satu unit alat penghancur batu senilai Rp 183,750 juta kepada Desa Mlaran, Rp 100 juta untuk seratus anak di empat lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) di Kabupaten Purworejo, 768 ribu benih ikan, dan sejumlah bantuan lainnya.

Quote