Ikuti Kami

Ganjar Minta Pengembangan Borobudur Libatkan Masyarakat

Ganjar berpesan agar pengembangan Kawasan Borobudur tidak mengabaikan peran masyarakat lokal sebagai penunjang utama pariwisata.

Ganjar Minta Pengembangan Borobudur Libatkan Masyarakat
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat bertemu Tim Pelaksana Program Pengembangan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB) di Rumah Dinas Gubernur, Puri Gedeh, akhir pekan lalu.

Semarang, Gesuri.id – Menyusul ditetapkannya kawasan Borobudur menjadi satu dari empat destinasi wisata superprioritas nasional pemerintah pusat, berbagai persiapan sudah dilakukan untuk menjadikan kawasan yang terletak di Magelang, Jawa Tengah itu, menjadi destinasi wisata unggulan tingkat dunia.

Bahkan, pemerintah telah membentuk tim khusus untuk pengembangan kawasan Borobudur yang melibatkan sejumlah instansi terkait, baik kementerian maupun daerah. Tim tersebut adalah Tim Pelaksana Program Pengembangan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB) yang bertemu dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di Rumah Dinas Gubernur, Puri Gedeh, akhir pekan lalu, untuk memaparkan sejumlah hal terkait masterplan pengembangan kawasan Borobudur.

Baca: Ganjar: Sampaikan Informasi secara Lebih Luwes

Dalam kesempatan itu, Ganjar menitip pesan kepada Tim P3TB agar pengembangan Kawasan Borobudur tidak mengabaikan peran masyarakat lokal sebagai penunjang utama pariwisata.

“Pembentukan kawasan pariwisata tidak cukup hanya menyiapkan infrastruktur saja. Keterlibatan dan kesiapan sumberdaya manusia (SDM), yakni masyarakat lokal, harus didorong. Karena itu juga sangat penting untuk menyukseskan pariwisata,” katanya.

Menurut Ganjar, sebagus apapun sebuah destinasi pariwisata, jika masyarakat sekitar tidak memiliki kemampuan untuk mendukung, maka tidak akan berhasil. Contoh yang paling sederhana, bagaimana merubah perilaku masyarakat setempat terkait kebersihan lingkungan, cara melayani wisatawan, menjual produk berkualitas dan sebagainya.

“Untuk itu, saya berpesan agar dalam tim ini juga melibatkan sosiolog atau antropolog untuk mengubah sikap dan pola pikir masyarakat. Pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat lokal juga harus terus ditingkatkan,” tegas mantan anggota DPR RI ini.

Gubernur mencontohkan, banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan. Akses sanitasi dan lingkungan di beberapa destinasi wisata kurang begitu mendapat perhatian. Selain itu, cara masyarakat menawarkan produk baik kerajinan ataupun olahan makanan dan minuman tradisional juga masih ala kadarnya. Padahal, seberapapun bagus dan enak produk yang dihasilkan, jika kemasan dan cara menjualnya tidak baik maka tidak akan laku.

“Misalnya ini, ini lanting makanan khas tradisional. Menurut masyarakat enak, tapi kalau kemasannya seperti ini, ya kurang bagus lah,” ucapnya sambil menunjukkan salah satu produk makanan olahan masyarakat yang ada di ruangannya.

Ganjar menambahkan, pihaknya sudah melakukan banyak hal terkait persiapan penataan kawasan Borobudur. Karena kawasan sudah menjadi program nasional dalam pengembangan pariwisata, pihaknya mengatakan siap berkolaborasi dengan tim pusat.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Regional, Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) Rudi S Prawira yang memimpin tim saat beraudiensi dengan Ganjar menerangkan, pihaknya terus bekerja untuk mewujudkan kawasan Borobudur menjadi destinasi wisata unggulan.

“Berbagai kegiatan sudah kami lakukan, mulai survei-survei, mendatangkan konsultan dan persiapan lainnya. Saat ini kami sedang membuat masterplan, untuk itu kami datang ke Jateng ini untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah terkait rencana tersebut,” katanya.

Ditambahkan, meski sudah dibentuk tim khusus yang menangani pengembangan kawasan Borobudur, keterlibatan tim dari daerah juga sangat penting. Sebab, nantinya justru daerah yang lebih berperan.

“Untuk itu kami berharap di daerah juga ada tim khusus dengan membentuk kelompok kerja (pokja) yang ada. Ternyata tadi disampaikan Pak Gubernur, sudah banyak yang dilakukan daerah untuk pengembangan kawasan ini. Jadi tinggal disinkronkan saja dengan pusat,” tambah Rudi.

Dia mengamini pernyataan Ganjar, di mana penataan kawasan tidak hanya fokus pada penyiapan infrastruktur semata. Namun keterlibatan masyarakat dan penyiapan sumber daya manusia yang mumpuni juga sangat penting.

“Karena pada prinsipnya, pariwisata itu tidak akan bisa berkembang tanpa promosi, infrastruktur pendukung dan SDM yang memadai. Tentu ketiga hal itu akan menjadi fokus kami dalam penataan kawasan Borobudur,” tegasnya.

Baca: Ganjar: Potensi Wisata Religi Jateng Luar Biasa

Rudi menambahkan, proyek penataan kawasan Borobudur tidak hanya dilakukan untuk daerah sekitar candi. Proyek ini diharapkan dapat berdampak pula ke kawasan-kawasan wisata yang ada di sekitarnya, khususnya Jogja, Solo dan Semarang (Joglosemar).

“Namun tidak menutup kemungkinan meluas ke daerah lain seperti di Dieng Wonosobo, Purworejo, Klaten, Salatiga dan daerah-daerah lain di sekitarnya,” tutupnya.

Quote