Ikuti Kami

Gembong Sepakat Dengan Megawati, Jakarta Amburadul!

"Sampai hari ini belum ada program tereksekusi sehingga belum nampak perubahan yang signifikan kaitannya proses pembangunan Jakarta".

Gembong Sepakat Dengan Megawati, Jakarta Amburadul!
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DKI Gembong Warsono.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Fraksi PDI Perjuangan DKI Gembong Warsono menyoroti banyaknya program yang belum tereksekusi.

Untuk itu, ia sepakat dengan pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menilai Jakarta sebagai kota yang amburadul. 

Baca: Putra: Pemuda Berkarya, Landaskan Narasi Perjuangan Bangsa

"Tidak tereksekusinya program-program sebagaimana tertera dalam RPJMD, sampai hari ini belum ada program tereksekusi sehingga belum nampak perubahan yang signifikan kaitannya proses pembangunan Jakarta," kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DKI Gembong Warsono baru-baru ini.

Ia menduga belum tereksekusinya sejumlah program menjadi pertimbangan Megawati sehingga menilai Jakarta amburadul. Gembong kemudian mencontohkan program-program Pemprov DKI yang belum tereksekusi secara maksimal.

"Contoh, bagaimana nasib naturalisasi kali, misalkan, mau naturalisasi atau normalisasi terserah namanya apa pun, tapi perlu dieksekusi," ujar Gembong.

"Artinya begini, semua program bagus, tapi kenapa program bagus sampai hari ini tidak dieksekusi persoalannya. Contoh soal penyediaan hunian bagi warga Jakarta target 350 ribu. Apakah sekarang sudah capai 50 ribu? Belum. Ini sudah tahun ketiga loh," lanjutnya.

Untuk itu, ia mendorong Pemprov DKI segera mengeksekusi program-program tersebut. Dengan demikian, manfaat dari program itu dirasakan warga Jakarta.

"Kita dorong Pemprov bisa eksekusi program unggulan yang notabenenya bisa segera dinikmati warga Jakarta," tutur Gembong.

Baca: Presiden Jokowi Ingatkan Indonesia Butuh Banyak Inovator  

Megawati awalnya menyayangkan kondisi DKI saat ini yang menjadi tak keruan. Megawati menilai Jakarta menjadi amburadul. Di sisi lain, dia membanggakan kepala daerah asal PDIP.

Hal itu disampaikan Megawati dalam acara pemberian penghargaan 'Kota Mahasiswa' atau 'City of Intellectual' berdasarkan riset yang dilakukan oleh tim yang dipimpin guru besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas, baru-baru ini.

"Terima kasih yang jadi peringkat kesatu, kedua, dan ketiga, Semarang, Solo, Surabaya, itu adalah anak-anak dari partai saya," kata Megawati dalam keterangan tertulis, hari ini.

Megawati kemudian menyayangkan kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Rawamangun, Jakarta, belum masuk kategori City of Intellectual. Padahal prasasti pertama kali visi City of Intellectual justru berada di sana.

"Sayang kan kalau Rawamangun belum berhasil jadi City of Intellectual. Jadi para akademisi, saya mohon sangat, secara akademis kita melihat kita ini tujuannya mau ke mana," kata Megawati.

Presiden ke-5 RI itu mengaku menjadi saksi hidup kondisi Jakarta pada 1950-an. Namun, menurut Megawati, kondisi Jakarta saat ini menjadi amburadul, yang seharusnya menjadi kota berpengetahuan.

"Karena saya juga saksi hidup di Jakarta ini. Dulu waktu pindah dari Yogyakarta ke Jakarta pada 1950.... Tetapi sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya jadi City of Intellectual bisa dilakukan. Tata kota, masterplannya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya," tandas Megawati.

Quote