Ikuti Kami

Gojek Dijegal, Evita Minta Malaysia Harus Bijaksana

Twitter diramaikan oleh netizen yang memasang tagar UninstallGrab.

Gojek Dijegal, Evita Minta Malaysia Harus Bijaksana
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Evita Nursanty.

Jakarta, Gesuri.id - Beredar video viral dari Pendiri Big Blue Taxi Services Datuk Shamsubahrin Ismail yang menolak kehadiran Gojek di Malaysia. Ia menyebut bahwa Malaysia adalah negara yang kaya, para pemudanya tidak miskin seperti yang berada di Indonesia.

Hal tersebut mengundang berbagai reaksi masyarakat di jagat maya salah satunya Twitter. Twitter diramaikan oleh netizen yang memasang tagar UninstallGrab.

Baca: Banyuwangi-Gojek Lanjutkan Kerja Sama Pengantaran Obat

Selain tagar UninstallGrab, tagar lain yang juga meramaikan Twitter dalam 24 jam terakhir, antara lain #boikotgrab dan #usirgrabdariindonesia.

Salah satu akun yang memasang #UninstallGrab adalah @aaCahrum. Seraya menunjukkan kekecewaannya, akun ini menuliskan komentar "Wahai Grab, dari tanahmu berasal, mereka merasa menjadi ras melayu paling superior di antara yang lainnya. Kami terima-terima saja Grab ekspansi ke Indonesia, kenapa pula Gojek gak boleh? Standar ganda sekali. Sorry, ini kelewat ngeselin! #UninstallGrab".

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Evita Nursanty, menyatakan dukungannya bahwa perlu diciptakan iklim bisnis yang adil yang memungkinkan Gojek untuk bisa berkompetisi secara fair di Malaysia.

"Kita bisa terima Grab, kenapa mereka tidak bisa terima Gojek? Pemerintah Malaysia harus bijaksana dan adil, karena ini kan murni soal bisnis. Di Indonesia sendiri, kemajuan teknologi ride hailing ini sebuah keniscayaan tapi yang harus dilakukan adalah menyesesuaikan diri dengan perubahan. Janganlah sampai menghina, apalagi menghina Indonesia," katanya, Rabu (28/8).

Lebih lanjut Evita mengatakan, pihaknya akan mengusulkan sesi rapat bersama antara Kemenlu, Kemenkominfo, Kemenperin dan Kemendag untuk membahas diplomasi ekonomi dalam rangka mendukung terbentuknya ekosistem guna mendorong pertumbuhan startup karya anak bangsa.

Mengomentari sikap lunak yang ditunjukkan pemerintah Indonesia terhadap investor Grab, Evita menyerukan agar Kemenkominfo membuat aturan tegas.

"Yakni melalui program kerja mereka untuk membangun 1.000-5.000 startup yang tentunya harus menyasar pada pertumbuhan startup nasional," tegasnya.

Baca: Aplikator Ojek Online Harus Berbenah, Bukan Cari Untung Saja

Sementara itu, Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, jika diperlukan lobi antara pemerintah (G to G) untuk membantu memuluskan ekspansi Gojek di Asean. Apalagi Gojek jelas merupakan perusahaan asli karya anak bangsa.

"Selama ini negosiasi pemerintah kita lemah, padahal ini tugas Kemendag, Kemenkominfo, dan Kemenlu. Mereka harus berani bernegosiasi untuk capai MoU di level Asean untuk membentuk standard tertentu. Terutama terkait penataan bisnis berbasis digital," katanya.

Quote