Ikuti Kami

Hendrawan Berharap Peningkatan Produksi Migas

Untuk mengatasi defisit perdagangan, pemerintah diharapkan meningkatkan produksi migas dari dalam negeri.

Hendrawan Berharap Peningkatan Produksi Migas
Anggota Komisi XI DPR RI Hendrawan Supratikno.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi XI DPR RI Hendrawan Supratikno mengatakan, untuk mengatasi defisit perdagangan, pemerintah diharapkan meningkatkan produksi migas dari dalam negeri.

"Salah satunya program peningkatan penggunaan biodiesel dijalankan sesuai rencana," ucap politisi PDI Perjuangan itu di Jakarta, Rabu (15/8).

Baca: Adian Pertanyakan CSR Perusahaan Migas dari Cost Recovery

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indoesia pada Juli 2018 tercatat defisit sebesar USD 2,03 miliar. Kondisi itu berasal dari impor yang telah mencapai USD 18,27 miliar, sementara nilai ekspor hanya mencapai USD 16,24 miliar.

Menurutnya, perdagangan Indonesia masih terbilang baik. Hal itu terlihat pada ekspor nonmigas pada Juli 2018 yang tumbuh tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Tren ekspor non migas pun diyakini masih akan tumbuh ke depannya.

Dari sisi ekspor, Hendrawan menyarankan, perlunya pemberian insentif untuk produk-produk dengan konten lokal yang besar. "Hilirisasi industri juga harus dilakukan secara serius agar produk-produk ekspor bernilai tambah tinggi," imbuhnya.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Statistik Bank Indonesia Yati Kurniati, peningkatan defisit neraca perdagangan migas dipengaruhi naiknya impor migas, seiring kenaikan harga minyak global dan permintaan yang lebih tinggi. Sejatinya, secara makro kinerja ekspor Indonesia, khususnya non migas mencatatkan pertumbuhan yang cukup bagus.

Baca: Rieke: PGN Bisa Membebani Kinerja Holding Migas

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Juli 2018 mencapai USD 104,24 miliar atau meningkat 11,35 persen dibanding periode yang sama pada 2017. Sedangkan ekspor nonmigas mencapai USD 94,21 miliar atau meningkat 11,05 persen. Kinerja ekspor yang baik ini, dicapai pada saat kondisi perekonomian global yang belum pulih.

Pun jika hanya melihat impor non migas, masih dinilai sehat karena masih banyak berupa bahan baku penolong ataupun bahan modal yang mengindikasikan industri berjalan baik.

Quote