Ikuti Kami

Kunker ke Palembang, Ansy Soroti Kelestarian Ikan Belida 

Tim Kunker mengunjungi Balai Riset Perikanan Umum dan Penyuluhan Perikanan di Jaka Baring, Palembang, Sumatera Selatan.

Kunker ke Palembang, Ansy Soroti Kelestarian Ikan Belida 
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema).

Palembang, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) bergabung dalam Tim Kunjungan Kerja (Kunker) Reses Komisi IV DPR RI yang dipimpin I Made Urip. 

Tim Kunker mengunjungi Balai Riset Perikanan Umum dan Penyuluhan Perikanan di Jaka Baring, Palembang, Sumatera Selatan, baru-baru ini. 

Ansy mengungkapkan, tujuan Kunker Reses Komisi IV DPR RI Masa Persidangan II Tahun Sidang 2020-2021 adalah menjalankan kontrol dan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan bidang kerja Komisi IV DPR RI di Provinsi Sumatera Selatan. 

"Kunker diisi dialog untuk menyerap aspirasi daerah dalam rangka meningkatkan program-program pemerintah terkait bidang kerja Komisi IV DPR RI pada tahun anggaran yang akan datang," ujar Politisi PDI Perjuangan itu. 

Baca: Ansy Sinergi Dengan Kementan, Petani Ende Peroleh Alsintan

Beragam rangkaian acara pun digelar dalam kunjungan kerja Reses Komisi IV DPR RI di BRPPUPP Palembang itu. 

Acara pertama, ungkap Ansy, adalah penebaran 1.500 benih ikan tembakang hasil domestikasi bantuan CSR Bina Lingkungan PT.Pertamina  di anak sungai/kanal yang berada di belakang Kantor BRPPUPP Palembang. 

"Kunjungan kedua yaitu ke ruang display awetan ikan yang merupakan koleksi ikan air tawar asli Indonesia. Ikan koleksi berasal dari berbagai ekosistem perairan umum daratan di berbagai wilayah Indonesia," ujar Ansy. 

Ansy melanjutkan, tercatat sebanyak 360 koleksi ikan awetan dan lama awetan telah tersimpan sejak balai berdiri, yaitu pada tahun 1969. 

Ruang display awetan ikan berfungsi sebagai media informasi ilmiah plasma nutfah ikan perairan umum di Indonesia. 

"Komisi IV menekankan pentingnya penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan dalam menjaga keberlanjutan populasi ikan di alam," ujar Ansy. 

Sumatera Selatan, lanjut Ansy, yang memiliki Sungai Musi kaya akan ikan air tawar, baik dalam jumlah maupun spesiesnya. 

"Tragisnya, tidak sedikit spesies ikan air tawar khas Sumatra Selatan yang terancam punah. Ikan belida yang menjadi ikon Sungai Musi, misalnya, juga semakin sulit ditemukan. Daging ikan ini merupakan bahan baku utama pembuatan pempek," ujar Ansy. 

Kini, lanjut Ansy, kalau ingin membuat pempek yang berkualitas bagus, produsen terpaksa mendatangkan ikan belida dari Kalimantan atau daerah lain di Sumatera. 

"Penurunan populasi ikan di Sungai Musi ini harus mendapat perhatian. Dalam ilmu ekologi, hilang atau menurunnya populasi suatu jenis ikan sedikit banyak akan menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem perairan," ujar Ansy. 

Ansy mengingatkan, upaya sistematis-komprehensif perlu dilakukan untuk mencegah kepunahan sejumlah spesies ikan, semisal mengurangi pencemaran sungai tempat hidup ikan.

Baca: Upaya Ansy Buahkan Pompa Air Untuk Petani Rote

Dia menjelaskan, sumber daya ikan di perairan umum selalu memiliki keterkaitan dengan sektor kehutanan, pertambangan, sumber daya air, aktivitas industri di tepi sungai, perubahan cuaca, dan lainnya. 

"Jika kerusakan hutan semakin tidak terkendali, kegiatan penambangan tambah marak, dan pembuangan limbah industri tanpa kendali, otomatis membuat kualitas air sungai makin buruk," ujar Ansy. 

"Penurunan kualitas air,  terkena berbagai virus, lalu mati.  Populasi ikan pun merosot tajam. Apalagi, ruang gerak ikan dalam sungai sangat terbatas," tambahnya. 

Dalam kesempatan itu, sebanyak lima pelaku usaha mendapatkan dana pendampingan dari Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) senilai Rp.1.415.000.000 dan diserahkan langsung oleh Kepala BRSDM serta Komisi IV DPR RI.

Quote