Ikuti Kami

Mensos Akan Bangun Balai Berstandar Internasional

Harus dapat menunjukkan performa sebagai balai yg memiliki service of excellence.

Mensos Akan Bangun Balai Berstandar Internasional
Mensos Juliari dalam kunjungannya ke Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) "Phala Martha" di Sukabumi, Selasa (10/3).

Sukabumi, Gesuri.id - Mensos Juliari Batubara mengatakan akan membangun Balai Rehabilitasi Sosial di lingkungan Kementerian Sosial yang Inklusif, Terpadu dan Berstandar Internasional.

Menurut Mensos Juliari, balai harus menawarkan solusi dan strategi untuk mengembangkan kemampuan penerima pelayanan agar dapat berperan aktif dalam kehidupan masyarakat.

Baca: Mensos Tegaskan Tidak Ada Pengusiran di BRSPDSN

"Balai adalah nyawa Kemensos dan harus dapat menunjukkan performa sebagai balai yg memiliki service of excellence," kata Mensos dalam kunjungannya ke Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) "Phala Martha" di Sukabumi, Selasa (10/3).

Selain ke Balai Phala Martha, Mensos juga mengunjungi Balai Rehabilitasi Sosial Orang Dengan HIV (BRSODH) Kahuripan. Dalam kunjungan kerjanya, Mensos didampingi Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat.

Kunjungan Mensos kali ini fokus pada fasilitas pelayanan balai. Hal ini dianggap perlu untuk menunjang proses rehabilitasi sosial terutama dalam meningkatkan kemampuan vocasional para penerima manfaat.

"Kami membantu mereka (penerima pelayanan) mempunyai keterampilan agar setelah keluar balai, mereka mampu memanfaatkannya," kata ayah dua anak ini.

Kemensos hadir melaksanakan rehabilitasi sosial tingkat lanjut bagi Penyandang Disabilitas Mental meliputi Bantuan Bertujuan (BanTu), Terapi (Terapi Fisik, Psikososial, Spiritual, dan Penghidupan), Perawatan Sosial dan Dukungan Keluarga. Ini menjadi komponen dari arah baru kebijakan rehabilitasi sosial yaitu, Program Rehabilitasi Sosial 5 Klaster New Platform (PROGRES 5.0 NP).

Salah satu terapi telah sukses menghantarkan para penerima pelayanan Balai Phala Martha menjadi mandiri yaitu terapi penghidupan melalui beberapa keterampilan. Mulai dari keterampilan pembuatan telur asin, sumpia, hingga pembuatan keset dari kain perca. Telur asin dan sumpia telah dipasarkan di beberapa kesempatan pameran, kunjungan instansi pemerintah maupun swasta ke balai hingga ke supermarket di daerah Sukabumi.

Balai pun memberikan praktik belajar kerja ke beberapa tempat sesuai dengan terapi penghidupan yang disediakan. Misalnya praktik kerja ke industri pengolahan pangan dan perkantoran ataupun jasa pengetikan.

Balai Phala Martha di Sukabumi telah membuktikan pelayanan optimal sesuai arahan Mensos dengan mencetak para penerima pelayanan yang telah mandiri setelah menjalankan rehabilitasi di balai. Salah satunya yang mencengangkan adalah Riska, seorang pengidap skizofrenia yang kini mampu mengumpulkan omset mencapai Rp10 juta per bulan dari hasil penjualan pempek ikan tenggiri, yogurt dan sari lemon.

Apa yang dirasakannya saat ini tak serta merta terwujud. Riska meretas sukses dari bawah. Yakni dari berjualan keliling sampai kini sudah memiliki kios sendiri di koperasi SMAN 13 Depok. Kesuksesannya terbukti mampu menghapus stigma negatif masyarakat terhadap penyandang disabilitas mental.

Mensos pun memberikan apresiasi kepada seluruh pegawai di Balai Phala Martha di Sukabumi yang telah bekerja secara profesional dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab besar yang dibebankan oleh negara untuk memberikan pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas mental.

Baca: Mensos: Program Bansos Kontribusi Besar Turunkan Kemiskinan

Beranjak ke Balai Kahuripan, Mensos dibuat kagum dengan hasil karya para penerima pelayanan yang berupa kaos bertuliskan Kemensos Hadir. Seketika Mensos memesan 1000 kaos untuk para pegawai Kemensos.

Tak hanya itu, Mensos sangat menyukai konsep green house yang dibangun oleh Balai "Kahuripan" Sukabumi. Mensos berharap green house ini dikembangkan dan semakin banyak tanaman yang dibudidayakan.

Di akhir kunjungannya, Mensos dibuat terharu dengan puisi yang berisi keinginan untuk bangkit dari keterpurukan, keinginan untuk dilindungi dan dihapuskan stigma negatifnya di masyarakat luas, sebuah puisi indah yang dibawakan salah satu penerima pelayanan.

Quote