Ikuti Kami

Mufti Minta Kelas Menengah Atas Hentikan Borong Barang !

Jangan panic buying atau memborong barang kebutuhan pokok dalam skala besar.

Mufti Minta Kelas Menengah Atas Hentikan Borong Barang !
Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam meminta masyarakat tidak melakukan pembelian berlebihan atau panic buying akibat panik efek Covid-19. 

Surabaya, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam meminta masyarakat tidak melakukan pembelian berlebihan atau panic buying akibat panik efek Covid-19. 

Tindakan itu, menurutnya, justru merugikan semua pihak terutama masyarakat menengah ke bawah karena yang melakukan aksi borong kalangan menengah ke atas.

Baca: Dibagikan Gratis, Afifah Produksi Hand Sanitizer Untuk Warga

“Jangan panic buying atau memborong barang kebutuhan pokok dalam skala besar, karena merugikan semua pihak, terutama kelompok menengah ke bawah,” kata Anggota DPR RI yang membidangi masalah perdagangan itu, Kamis (19/3).

Masyarakat menengah ke bawah tidak punya kemampuan untuk membeli barang kebutuhan pokok dalam jumlah besar. Mereka akan terkena dampak hal itu jika aksi panic buying dilakukan.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur ini mengaku sudah mengecek ke beberapa pedagang, dan diketahui yang memborong barang mayoritas kelas menengah ke atas.

“Oleh karena itu, saya mendukung upaya Presiden Jokowi melakukan stabilisasi harga. Sejumlah langkah telah ditempuh untuk memastikan ketersediaan stok bahan kebutuhan pokok hingga Lebaran mendatang, salah satunya kebijakan membatasi pembelian sejumlah bahan pokok harus didukung,” katanya.

Mufti mengatakan, upaya pemerintah butuh didukung kesadaran bersama, sebab tidak bisa bekerja sendirian.

“Saatnya seluruh rakyat Indonesia kompak, bergotong royong, dalam situasi yang tak mudah ini,” ujar politisi PDI Perjuangan tersebut.

Mufti mengatakan, saat ini harga sejumlah bahan kebutuhan pokok memang melonjak, seperti minyak goreng, cabai rawit dan bawang, dan gula yang tembus kisaran Rp16.000 – Rp17.000 per kilogram.

“Kami harap beberapa langkah stabilisasi lewat operasi pasar maupun penambahan suplai ke pasar walaupun itu lewat impor bisa menstabilkan harga di pasar. Selain itu beberapa komoditas akan masuk panen seperti cabai yang panen sekitar Maret sampai Mei 2020 pasti itu juga turut mengoreksi harga. Intinya, kalau semua tidak membeli berlebihan, stok cukup,” ujarnya.

Mufti menambahkan, pihaknya telah meminta Kementerian Perdagangan untuk memperhatikan rantai pasok bahan baku sejumlah pelaku usaha di Tanah Air yang terhambat karena masalah pandemik corona ini. Hal tersebut terutama terkait bahan baku dari Tiongkok yang mulai seret datang ke Indonesia.

“Saya sudah cek ke beberapa pelaku usaha, jika pandemik ini terjadi sekitar 3 bulan, stok bahan baku, barang modal, maupun komponen lain yang berbasis impor masih mencukupi. Tapi jika berlangsung lebih lama, mereka akan kesulitan bahan baku. Produksi terganggu, barang langka, dan berpotensi melambungkan harga sejumlah barang,” ujarnya.

Baca: Said Serukan Hentikan"Panic Buying" Karena Corona

Untuk itu, ujar dia, pihak Kementerian Perdagangan perlu mendorong pencarian sumber impor baru di luar Tiongkok.

“Kita semua berharap masalah ini segera berlalu agar ekonomi Indonesia bisa kembali stabil dan tumbuh,” kata politisi kelahiran Banyuwangi ini.

Quote