Ikuti Kami

PAN Kritik Film GoT Porno, Tuti: Kalau Otak Negatif ya Susah

Tuti Roosdiono meminta kepada pengeritik untuk lebih mencari solusi dalam kritikannya. Dibantah dengan fakta dan data atau gagasan baru

PAN Kritik Film GoT Porno, Tuti: Kalau Otak Negatif ya Susah
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Tuti Nusandari Roosdiono

Jakarta, Gesuri.id – Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Tuti Roosdiono mengingatkan kepada tim sukses kubu Capres-Cawapres 02, Prabowo-Sandiaga untuk mengeritik secara elegan dan solutif.

"Sungguh tidak bisa dimasuk nalar sehat. Ketika banyak pemimpin dunia memuji Pidato Presiden Joko Widodo dengan perumpamaan Game of Thrones. Lawan politik di kubu sebelah mengeritik dengan mengaitkan hal yang tidak substansial," ujar Tuti dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/10/2018).

Tuti Roosdiono meminta kepada pengeritik untuk lebih mencari solusi dalam kritikannya. Dibantah dengan fakta dan data atau gagasan baru.

"Bukan hanya nyinyir, sembarang komentar. Dalam pikiran mereka, apa pun yang dilakukan Pemerintahan Jokowi dicari celah sekecil apa pun untuk dikritik. Namun mengeritik Pidato Presiden Jokowi dengan mengaitkan kalau film tersebut ada adegan porno dan tidak mengindahkan norma ketimuran adalah sesuatu yang naif," ujarnya.

Kata Tuti, jika memang kita berpikiran positif, pasti akan mengerti makna di balik film tersebut. Dari sisi perekonomian dan politik dunia, itu sangat relevan. 

"Kalau memang otak kita negatif atau porno, ya susah, yang dibahas soal pornonya saja," cetus Tuti.

Wakil Rakyat Daerah Pemilihan Jawa Tengah I itu juga meminta kepada seluruh masyarakat untuk cerdas memilah informasi. Kritikan kepada Presiden Jokowi selama ini dari kelompok oposisi dirasa kering gagasan.

"Rakyat pasti cerdas. Mana Pemimpin yang bekerja secara tulus dan visioner, dan mana yang bisanya hanya kritik yang tidak membangun," kesal Tuti. 

Selain itu, Tuti juga merespon kritikan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon yang menyebut "Presiden Bung Karno jika masih hidup akan menangis melihat neokolonialis dijamu hingga Rp 1 Triliun dalam pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali".

"Jelas isu anggaran untuk pertemuan IMF-Bank Dunia hingga Rp 1,1 Triliun sudah dibantah Pemerintah sejak awal. Berdasarkan pagu anggaran tahun 2017-2018 mencapai Rp 855,6 miliar. Namun dana yang diambil hanya mencapai Rp 566 miliar," ungkap Tuti.

Ditambahkan dia, salah besar jika pertemuan ini dimaksudkan untuk menambah hutang Pemerintah. 

"Anggaran yang terpakai juga diperuntukkan untuk perbaikan infrastruktur dan objek pariwisata. Serta digalang donasi untuk Lombok dan Sulawesi Tengah dari seluruh peserta. Tidak mungkin IMF-Bank Dunia menggelontorkan hingga Miliaran Rupiah untuk donasi Lombok dan Sulawesi Tengah jika bukan karena percaya donasinya akan tersalurkan dengan baik."

Selain itu, kata Tuti, perhelatan pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia berdampak positif bagi usaha kecil di Bali, mendatangkan devisa, semakin dikenalnya Bali dan Indonesia. 

"Serta multiplier effect seperti mendatangkan investasi. Jelas kritikan atas pertemuan IMF-Bank Dunia tersebut tidak mendasar," tandas Tuti.

Quote