Ikuti Kami

Pembangunan Infrastruktur Sukses Dongkrak Daya Saing

"Namun, satu hal yang perlu dicatat adalah diperlukan waktu yang tidak singkat untuk merasakan manisnya buah pembangunan infrastruktur"

Pembangunan Infrastruktur Sukses Dongkrak Daya Saing
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan), Mensesneg Pratikno (ketiga kanan), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kiri), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (keempat kiri), Wali Kota Solo FX. Hadi Rudyatmo (kanan), Dirut Jasa Marga Desi Arryani (kiri), Wakil Bupati Boyolali Said Hidayat (ketiga kiri) meninjau fasilitas gerbang tol pada acara Peresmian Tol Solo-Ngawi segmen Kartasura-Sragen di Pintu Gerbang Tol Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (15/7).

Jakarta, Gesuri.id – Dalam kurun waktu empat tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pertumbuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia sudah mulai merata. Percepatan pembangunan yang merata di seluruh wilayah Indonesia bertujuan menurunkan biaya logistik, memupus kesenjangan ekonomi, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Indonesia.

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Wahyu Utomo, dampak dari pembangunan infrastruktur memang membutuhkan waktu. Oleh karena itu pembangunan infrastruktur yang tengah digenjot saat ini masih minim dampak yang dirasakan.

"Namun, satu hal yang perlu dicatat adalah diperlukan waktu yang tidak singkat untuk merasakan manisnya buah pembangunan infrastruktur, meskipun bukan berarti tidak ada manfaat yang bisa dirasakan dalam waktu singkat," ujar Wahyu, Minggu (28/10).

Namun Wahyu menambahkan, manfaat yang dapat dirasakan secara langsung yakni meningkatnya peringkat Indonesia dalam beberapa indikator ekonomi. 

"Reformasi kebijakan untuk mendorong percepatan infrastruktur telah menaikkan peringkat daya saing, performa logistik dan angka kemudahan berusaha," tambahnya.

Peringkat Indonesia dalam daya saing infrastruktur juga lebih membaik daripada tahun 2010-2013. Saat ini berada pada peringkat ke-52 menurut laporan World Bank Group 2018.

Dalam manfaat jangka panjang, jelas Wahyu, pembangunan infrastruktur khususnya pembangunan PSN dapat berdampak pada pertumbuhan PDB sebesar 7,2% pada tahun 2023 dan 9,3% pada tahun 2030.

Sejak Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang PSN diterbitkan, KPPIP telah melakukan evaluasi rutin pada setiap tahunnya terhadap keberlangsungan PSN. Dalam Perpres nomor 56 tahun 2018 disebutkan PSN berjumlah 223 Proyek + 3 program. Keseluruhan proyek memiliki estimasi nilai investasi sebesar Rp. 4.150 triliun.

Secara akumulatif dalam kurun waktu 2016 hingga September 2018 sebanyak 33 PSN telah selesai. 
46 proyek dan 1 program ketenagalistrikan dalam tahap konstruksi dan mulai beroperasi;

24 proyek konstruksi dan akan mulai beroperasi di 2018;
55 proyek konstruksi dan akan mulai beroperasi di 2019;
37 proyek dalam tahap konstruksi dan akan beroperasi setelah 2019;
6 proyek dalam tahap transaksi; dan
52 proyek dan 1 program industri pesawat dalam tahap penyiapan.

PSN yang telah rampung pada periode bulan Januari s/d Juni 2018 adalah:
Kereta Api Prabumulih - Kertapati (bagian dari jaringan Kereta Api Trans Sumatera;
Bendungan Raknamo, NTT.
Bendungan Tanju, NTB

KPPIP mengestimasikan bahwa pada kuartal ke 3 tahun 2019, total kumulatif 66 PSN akan selesai serta 93 proyek + 2 program mulai beroperasi, dan seluruh PSN lainnya sudah masuk dalam tahap konstruksi," pungkas Wahyu.
 

Quote