Ikuti Kami

Presiden Jokowi Minta RAPBN 2020 Lebih Efisien

Kebijakan pokok dalam penyusunan APBN adalah dalam rangka memacu investasi dan ekspor.

Presiden Jokowi Minta RAPBN 2020 Lebih Efisien
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.

Jakarta, Gesuri.id - Pemerintah sejak Februari lalu telah mulai menyusun pagu anggaran untuk Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 bagi seluruh kementerian/lembaga (K/L).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kebijakan pokok dalam penyusunan APBN adalah dalam rangka memacu investasi dan ekspor, terutama bertumpu kepada bagaimana kita meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), disamping juga untuk tetap menjaga pembangunan infrastruktur.

“Bapak Presiden meminta supaya anggaran diefisienkan, terutama dari sisi belanja barang di dalam rangka untuk betul-betul memfokuskan anggaran untuk kebijakan pembangunan, yaitu terutama belanja modal dan belanja-belanja yang tadi berhubungan dengan SDM dan infrastruktur,” kata Sri Mulyani kepada wartawan usai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Selasa (23/4) siang.

Selain itu, eefisiensi birokrasi harus dilakukan, terutama bagaimana mendorong investasi ekspor melalui berbagai macam insentif-insentif, yaitu insentif fiskal yang bisa dilakukan maupun dari sisi pelayanan untuk memberikan kemudahan kepada para investor.

“Dengan rambu-rambu tersebut dan juga tentu dengan berbagai program-program yang selama ini sudah disampaikan untuk ditampung, seperti Kartu Sembako, Kartu KIP Kuliah, Kartu Pra Kerja, kami mulai menghitung kebutuhan anggaran untuk tahun 2020,” ungkap Menkeu.

Untuk awal ini, menurut Menkeu, pemerintah  berasumsi bahwa pertumbuhan ekonomi akan berkisar antara 5,3% – 5,6%. “Bapak Presiden mengharapkan kita bisa memacu sampai ke 5,6%,” ujarnya.

Sementara inflasi, menurut Menkeu, masih akan tetap terjaga antara dua hingga 4%, suku bunga antara 5 – 5,3. Dan juga dari sisi nilai tukar yang mungkin masih agak bervariasi karena tahun ini kita menggunakan asumsi Rp15.000/dollar AS namun sekarang sudah mencapai di 14.000. Jadi kita akan menggunakan range yang masih lebar. Sementara untuk harga minyak, juga masih antara 60 dengan 70. Dan juga untuk lifting minyak maupun gas yang kira-kira mungkin setara dengan yang selama ini masih diproduksi, meskipun angkanya masih di dalam range.

Quote