Ikuti Kami

Rahmad Handoyo Minta Pemerintah Gerak Cepat Atasi DBD

Tiga bulan terakhir ini telah menyebabkan kematian lebih dari seratus orang. 

Rahmad Handoyo Minta Pemerintah Gerak Cepat Atasi DBD
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo. (Foto: Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo kembali mengingatkan agar pemerintah bergerak lebih cepat mencegah wabah penyakit demam berdarah dengue yang tiga bulan terakhir ini telah menyebabkan kematian lebih dari seratus orang. 

Baca: Selain Corona, Nurdin Minta Perhatikan Bahaya DBD

“Penyebaran virus corona memang sangat menyita energi, tapi pemerintah juga tak boleh abai terhadap ancaman wabah DBD. Apalagi, musim hujan dibeberapa wilayah di Indonesia baru akan mencapai klimaksnya pada akhir Maret ini," kata Rahmad dalam keterangannya kepada Gesuri.id, Minggu (15/3) malam.

Menurut Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini, untuk mencegah bertambahnya  korban akibat wabah DBD, pemerintah harus melakukan gerakan masif, memberikan ‘warning’ kepada masyarakat. 

"Pemerintah, dalam hal ini kemenkes segara menginstruksikan dinas-dinas terkait agar melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah harus bergerak lebih cepat, menggelorakan kembali semangat pemberantasan sarang nyamuk dengan cara menguras, menutup, mendaur ulang (3M). 

"Yang paling penting, pemerintah juga harus memantau kesiapan menghadapi wabah DBD, mulai, mulai tingkat RSUD, puskesmas, desa, hingga tingkat RT,” pungkasnya .

Rahmad menilai,  sebenarnya wabah DBD bisa diminimalisir seandainya saja pemerintah dan masyarakat lebih sigap lagi. Dikatakan, DBD merupakan siklus  tahunan, sehingga wabah yang diketahui berawal akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti ini bisa diprediksi kapan mewabahnya.

“Sebenarnya kita juga sudah pengalaman menghadapi wabah DBD ini, tapi mengapa korban terus berjatuhan ?,” pungkas Rahmad.

Ia juga berpendapat, kedepan,  pemerintah pusat maupun pemerintah daerah  harus melakukan sosialisasi ancaman wabah DBD secara masif. Apalagi jelang musim hujan tiba. Termasuk memeriksa alat-alat kesehatan secara berkala. Mengeduksasi masyarakat secara terus menerus,  sehingga saat musim hujan tiba, masyarakat sudah siap dan wabah penyakit DBD bisa diminimalisasi.

“Evaluasi terhadap kesiapan menghadapi DBD juga harus senantiasa dilakukan. Jangan sampai korban jatuh akibat telatnya penanganan serta alat diagnosis yang tidak dapat digunakan. Pokoknya, pemerintah jangan bertindak seperti ‘pemadam kebakaran’, setelah kejadian dan korban berjatuhan, baru bertindak,” ungkapnya.

Baca: Tekan Kasus DBD, Risma Libatkan 5.116 Kader

Seperti diketahui, Demam berdarah dengue (DBD) dan penyakit lainnya yang ditularkan oleh nyamuk sudah sering dihadapi oleh warga di kawasan tropis Asia Tenggara karena iklimnya sangat ideal untuk perkembangbiakan nyamuk.

Kementerian Kesehatan RI mencatat, sejak Januari hingga 11 Maret 2020, terdapat 17.820 kasus penularan Demam Berdarah Dengue (DBD) di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, seperti diungkapkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Siti Nadia Tarmizi saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (11/3), tercatat angka kematiannya berjumlah 104 kasus.

Quote