Ikuti Kami

Rengasdengklok & Semangat Kaum Muda Dimata Ansy Lema

Ansy: Kaum muda adalah penyuplai energi, pemberi spirit dan agen transformator bangsa.

Rengasdengklok & Semangat Kaum Muda Dimata Ansy Lema
Politikus PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema). (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) mengungkapkan pentingnya peranan kaum muda dalam perjuangan mewujudkan tujuan-tujuan nasional.

Ansy menegaskan, kaum muda adalah penyuplai energi, pemberi spirit dan agen transformator bangsa. Kaum muda tidak hanya menjadi terdepan memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah (Freedom From).

Baca: Doa Mufti Anam, Bangsa Ini Teruskan Jembatan Emas Bung Karno

"Sesudah kemerdekaan, kaum muda tetap militan mengupayakan pemerdekaan Indonesia dari kemiskinan dan ketidakadilan menuju kesejahteraan dan keadilan (Freedom For)," ujar Anggota Komisi IV DPR itu.  

Ansy melanjutkan, salah satu kisah afirmatif-inspiratif peran pemuda bagi bangsa adalah momen Rengasdengklok, pada 14-16 Agustus 1945.

Saat itu, para pemuda membawa Soekarno dan Muhammad Hatta ke Rengasdengklok, Karawang. Di sana, para pemuda mendesak Soekarno-Hatta untuk secepatnya memproklamasikan kemerdekaan.

Ansy menjelaskan, para pemuda khawatir, kekuatan Jepang yang melemah di Asia termasuk di Indonesia, dapat dimanfaatkan oleh negara penjajah lainnya untuk kembali menguasai Indonesia.

"Di Rengasdengklok, Soekarno-Hatta ditempatkan di rumah Djiauw Kie Siong, seorang keturunan Tionghoa yang tergabung dalam pasukan Pembela Tanah Air (PETA). Kita tahu, diskusi antara Soekarno-Hatta dan para pemuda berujung kesepakatan: proklamasi kemerdekaan tidak dilakukan di Rengasdengklok, namun akan dilakukan pada 17 Agustus 1945," ujar Ansy.

Ansy melanjutkan, momen Rengasdengklok yang diinisiasi para pemuda memberikan asupan energi, spirit, semangat dan kepercayaan diri kepada Soekarno-Hatta agar berani memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Baca: Presiden Pakai Tenun Ikat Sabu, Ansy: Membanggakan! 

"Malam-malam di Rengasdenglok adalah malam kontemplatif-reflektif. Saya membayangkan Soekarno-Hatta merenungkan nusantara yang dibangun dari air mata dan darah para pahlawan," ujarnya. 

Juga di Rengasdengklok, sambung Ansy, Soekarno-Hatta dan para pemuda melewati malam terakhir penjajahan. Dan besok, Indonesia memasuki babak baru sebagai negara merdeka. 

Ansy pun menilai sejarah adalah proses kontinuitas dan diskontinuitas, ada pemutusan dan upaya melanjutkan. Yang baik dilanjutkan, yang buruk ditanggalkan.

"Maka Rengasdengklok adalah 'situasi transit', persinggahan bagi Soekarno-Hatta dan para pemuda untuk berangkat menuju babak baru: kemerdekaan Indonesia," ujar Anggota DPR dari Dapil NTT II itu. 

Menurut Ansy, berjarak 81 kilometer dari Jakarta, penentuan Rengasdengklok, menunjukkan kejeniusan para pemuda. 

Karena Rengasdengklok tidak hanya membakar-mengobarkan api semangat, tetapi juga mengajak untuk menyelami nusantara.

"Pada 17 Agustus 2020, kita akan merayakan 75 tahun Republik Indonesia Merdeka. Semoga kobaran semangat para pemuda di Rengasdengklok memacu kita untuk bergotong royong membangun bangsa," ujar Ansy. 

Apalagi saat ini, lanjut Ansy, kita merayakan kemerdekaan di tengah pandemi Covid-19. 

Dampak pandemi di berbagai bidang membutuhkan kontribusi kita untuk turun tangan bergotong-royong membangun bangsa. Ansy menegaskan, kita kuat karena bersatu

"Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Tinggalkan perbedaan suku, agama, dan ras, ataupun perbedaan pilihan politik," ujar Ansy. 

Ansy melanjutkan, momen kemerdekaan menunggu siprit, energi, dan kontribusi seluruh anak bangsa. 

Baca: Tanggal Proklamasi Cerminkan Cinta Soekarno Pada Keislaman

Kisah Rengasdengklok memanggil kaum muda untuk membangun bangsa apapun tantangan dan kesulitannya. Kaum muda adalah harapan dan masa depan bangsa.

"Sejarah besar bangsa ini, tahun 1908, tahun 1928, kemerdekaan 1945, tahun 1965 dan 1998, selalu ada andil anak muda,"  ujar Ansy. 

Ansy pun mengajak semua pihak, terutama kaum muda, untuk mengisi kemerdekaan dengan giat belajar, banyak baca, terlibat berorganisasi, latihan keterampilan, dan berbagi kepedulian sosial dengan sesama warga bangsa.

"Kata Soekarno: 'berilah aku sepuluh pemuda yang bersemangat besar, niscaya aku akan sanggup menggemparkan dunia.'" ujar Ansy.

Quote