Ikuti Kami

Ribka: Perempuan Harus Dobrak Dogma Penghambat Kemajuan

Perempuan harus berani memasuki segala lini kehidupan dan tampil di depan baik di lapangan sosial, ekonomi, budaya dan politik.

Ribka: Perempuan Harus Dobrak Dogma Penghambat Kemajuan
ketua DPP PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning.

Jakarta, Gesuri.id - Kaum perempuan diminta berani memasuki segala lini kehidupan dan tampil di depan baik di lapangan sosial, ekonomi, budaya dan politik. Jika zaman dulu perempuan ingin terbebas dari belenggu feodalisme dalam keluarga dan masyarakat, saatnya kini tampil di depan dan mendobrak dogma-dogma yang menghambat kemajuan perempuan.

Demikian ajakan Ketua DPP PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning dalam rangka memperingati “Hari Perempuan Sedunia,” yang jatuh pada Minggu (8/3).

Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan yang duduk di Komisi IX DPR RI ini mengungkapkan perlu menyerukan hal ini karena kecenderungan menguatnya kelompok politik yang semakin meminggirkan peran perempuan.

Baca: Ribka Tolak Stigmatisasi & Rasisme Terkait Virus Corona

“Bukan hanya didengungkan kelompok intoleran saja, bahkan parlemen hari-hari ini mengeluarkan RUU Ketahanan Rumah Tangga. Pada dasarnya RUU itu mengandung aspek diskriminasi gender,” ungkapnya.

Politisi perempuan yang dalam sejarahnya pernah melawan kediktaktoran Soeharto itu mengatakan dalam rancangan itu dikatakan suami memiliki kewenangan menyelenggarakan resolusi konflik dalam keluarga, sedangkan istri hanya dalam ranah domestik seperti mengurusi urusan rumah tangga dan menjaga keutuhan keluarga.

“Ini langkah mundur, dan kaum perempuan harus bersatu melawannya,” serunya.

Dalam kesempatan peringatan Hari Perempuan Sedunia ini, Ribka memberi apresiasi dan penghormatan terhadap kisah perjuangan seorang ibu dengan tiga anaknya.

Baca: Ribka Dorong Pemerintah Beri Perhatian ke Perawat Honorer

Ibu ini seorang diri membesarkan anak-anaknya yang masih kecil. Salah satu anaknya yang berumur 11 Tahun bernama Teo yang menjadi pasien cuci darah. Walau seorang diri karena suaminya pergi dari kehidupannya, sang ibu dengan semangat dan teguh menginginkan anaknya sehat kembali.

Cinta kasih yang tulus telah menghantarkan sang ibu menyerahkan satu ginjalnya buat sang anak. November kemarin sang anak telah mendapatkan ginjal barunya. Hari ini Teo sudah bisa sekolah dan tak perlu cuci darah lagi.

“Bagi saya, ibu ini adalah seorang perempuan dan juga ibu yang luar biasa. Patutlah kita mencontoh semangat dan ketulusan pengorbanannya,” pungkasnya.

Quote