Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi V DPR RI Sukur H Nababan mengkritik implementasi pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam menghadapi pandemi virus corona (Covid-19).
Sukur mengingatkan kepada pemerintah untuk melakukan pendekatan dan sosialisasi ke masyarakat terkait larangan mudik saat pandemi. Pendekatan dan sosialisasi, menurutnya, lebih tepat dilakukan guna mencegah penyebaran Covid-19 di daerah.
Baca: DPRD Kota Banjarmasin Minta Sesi Dua PSBB Aparat Tegas
Ia lebih setuju menggunakan pendekatan dan sosialisasi ke warga dibandingkan pendekatan pendekatan hukum melalui aturan PSBB.
"Kalau saya lebih nyaman melakukan pendekatan dan sosialisasi dengan memberikan pemahaman kepada warga dari pada menggunakan pendekatan hukum, seperti apa yang dikatakan Pak Karkolantas masih ada yang curi curi dalam aturan PSBB," kata Sukur dalam rapat kerja virtual Komisi V DPR dengan Menteri Perhubungan, Budi Karya, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dan Karkolantas Polri di Jakarta, Rabu (6/5).
Menurutnya, pemerintah harus mengutamakan pendekatan dan sosialisasi ke masyarakat untuk memberikan penjelasan terkait larangan kenapa tidak boleh mudik ?. Pendekatan seperti ini, diyakini mampu memberikan kesadaran masyarakat untuk tidak mudik saat pandemi.
“Misalnya, kita membuat tagline bahwa melakukan silaturahmi, bersalaman, cium pipi kiri dan kanan saat Lebaran yang terbaik saat ini adalah dengan doa. Karena kalau kita bertemu, bersilaturahmi dari daerah atau Jakarta datang ke kampung halaman, itu bisa membawa penyakit. Ini yang harus kita sosialisasikan ke masyarakat untuk menekan penyebaran covid,” jelasnya.
Politis PDI Perjuangan ini mengatakan, saat ini yang ditakutkan dalam penyebaran covid adalah Orang Tanpa Gejala (OTG).
Baca: Arteria Ingatkan Tak "Grasa-Grusu" Relaksasi PSBB
Karena gejala virus corona itu ada yang jatuh sakit ada juga yang tidak menunjukan gejala. Tergantung dari kekebalan tubuh.
“Ketakutan kita adalah OTG. Maka itu, pendekatan melalui sosialisasi ke masyarakat harus betul betul dilaksanakan secara massif sehingga penyebaran virus bisa dikendalikan, seperti yang sudah dilakukan oleh negara di Asia yaitu, Jepang, Vietnam, Korea dan Singapura,” tegasnya.